KUPI Siap Kawal Pemilu agar Bermartabat, Demokrasi Berkualitas dan Naik Kelas

- 20 November 2023, 19:42 WIB
Ketua Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai. Hj. Badriyah Fayumi, M.Ag  melakukan sesi foto bersama usai acara.
Ketua Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai. Hj. Badriyah Fayumi, M.Ag melakukan sesi foto bersama usai acara. /Muallifah S. Madani

KABARMEGAPOLITAN.COM - Nyai Badriyah Fayumi selaku Ketua Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), menyampaikan secara tegas bahwa KUPI tetap fokus pada pengawalan Pemilihan Umum yang bermartabat bukan politik praktis.

Sikap ini juga telah KUPI sampaikan pada perhelatan akbar pesta demokrasi tahun 2019 lalu.

"KUPI konsen kepada Pemilu bermartabat bukan praktis," ujarnya.

Badriyah Fayumi sampaikan hal ini sebagai sebuah pengingat kepada para politikus yang tengah berkontestasi agar tetap berkompetis secara sehat tanpa mencederai siapapun.

Hal ini disampaikan Ketua KUPI di hadapan semua peserta yang hadir dalam acara Maklumat Ulama Perempuan Indonesia dengan tema, "Pemilu Bersih dan Bermartabat untuk Peradaban yang Berkeadilan pada, 19 November 2023 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca Juga: 3 Sektor Proyek Raksasa yang Ditawarkan Presiden Jokowi pada Acara APEC CEO Summit USA 2023

 

Acara tersebut diiikuti oleh sekitar 250 mahasiswa serta puluhan Ulama-ulama perempuan yang tergabung dalam Majelis Taklim, Ormas-ormas Islam, komunitas peremuan, dan akademisi. 

Maklumat Ulama Perempuan Indonesia diselenggarakan oleh KUPI karena semangat mecintakan negara yang berkeadilan hakiki serta mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu-padu tanpa adanya polarisasi karena adanya hajatan demokrasi 5 tahunan.

Badriyah Fayumi tidak menginginkan sebuah keluarga bermusuhan karena masalah perbedaan pilihan dalam politik atau seorang teman dikeluarkan dari grup WhatAps-nya hanya karena beda jagoan Capres-Cawapres-nya. 

Oleh karena itu, KUPI bergerak untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari perpecahan antar individu atau pun kelompok serta melakukan kerja-kerja keulamaan dan peradaban agar terus bisa melakukan sesuatu yang ma'ruf (kebaikan) yaitu adil, bersih, dapat diterima oleh akal sehat, membawa ketenangan serta berkah bagi seluruh elemen.

Namun, Badriyah Fayumi juga mengingatkan bahwa ma'ruf itu tidaklah cukup, setiap individu atau pun kelompok memiliki daya kritis terhadap setiap kejadian di sekitar, artinya melakukan pencegahan agar tidak terjadi suatu hal yang buruk (Nahi Munkar) yang dapat memicu atau menimbulkan permasalahan krusial di tengah-tengah masyarakat.***

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Kongres Ulama Perempuan Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah