Tingkatkakan Kesadaran Bangunan Impas Enetgi di Bali, WRI Indonesia Gelar Sosialisasi Desain Net Zero Energi

22 Juni 2024, 18:24 WIB
WRI Indonesia menyekenggarakan sosialisasi desain Net Zero Energy Building di Dinas Pariwisata Bali, Kamis 20 Juni 2024 /Public Relation WRI Indonesia Elizabeth /

 

KABARMEGAPOLITAN.COM- Upaya meningkatkan kesadaran dan penerapan bangunan impas energi di Bali, World Resources Institute (WRI) Indonesia bersama dengan Dinas Pariwisata serta Dinas Energi dan Tenaga Kerja Provinsi Bali menggelar Sosialisasi dan Pameran Desain Net Zero Energy Building (NZEB).

Koalisi Bali Emisi Nol Bersih tentunya jadi satu platform yang baik untuk bisa mengimplementasikan secara masif bermula dari desa wisata yang nantinya, akan jadi benchmarking untuk desa wisata lainnya hingga desa adat di seluruh Bali," kata Ida Bagus Setiawan, Kepala Dinas Ketenagakeriaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali.

Tujuan NZEB juga untuk mendorong partisipasi masyarakat dan pelaku industri dalam pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Update Lowongan Kerja Terbaru di PT Belitang Panen Raya, Posisi Ini Masih Tersedia

Inisiatif ini turut mendukung upaya Bali dan segenap mitra pembangunan dalam mencapai target ambisius Bali Emisi Nol Bersih di tahun 2045.

Bali sedang melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan mengadopsi konsep Bangunan Impas Energi.Bangunan Impas Energi sendiri adalah konsep bangunan yang dirancang untuk menghasilkan energi sebanyak yang mereka konsumsi, terutama melalui sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin.

Meski konsep ini masih baru bagi banyak orang, bangunan impas energi memiliki banyak kesamaan dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang telah lama ada, seperti harmoni dengan alam dan efisiensi energi.

Baca Juga: Riccardo Calafiori Disebut jadi Incaran Manchester United, Segini Dana yang Disiapkan

Prinsip-prinsip bangunan impas energi meliputi penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, material ramah lingkungan, dan manajemen limbah.

Penelitian yang didukung oleh WRI Indonesia serta PT Bintang Terbarukan Indonesia, menunjukkan bahwa banyak prinsip arsitektur tradisional Bali sudah mendukung konsep bangunan impas energi.

Hasil dari studi juga menunjukkan bahwa penerapan teknologi modern harus diselaraskan dengan kearifan lokal untuk menciptakan bangunan yang benar-benar berkelanjutan.

Baca Juga: Saatnya Bergabung Bersama PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Posisi Ini Masih Kosong

Prinsip-prinsip ini tidak hanya relevan untuk bangunan hunian tetapi juga untuk akomodasi wisata, di mana efisiensi energi dan kenyamanan termal menjadi faktor penting.

Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2022 menyusun Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau sebagai bagian dari implementasi Bali Energi Bersih, sesuai dengan Peraturan Gubernur 45/2019.

Pedoman ini memberikan arahan tentang aspek teknis penerapan bangunan gedung hijau, termasuk persyaratan teknis, pemenuhan persyaratan, dan alat bantu implementasi.

Baca Juga: Strand Larsen jadi Incaran Klub Eropa, Celta Vigo Pasang Harga Segini

Namun, pedoman teknis ini belum sepenuhnya mengintegrasikan kearifan lokal dan arsitektur tradisional Bali. 

Analisis kebijakan dari Kementerian PUPR, Dinas PU dan Penataan Ruang Provinsi Bali, serta Bappeda Provinsi Bali menunjukkan pentingnya harmonisasi kebijakan dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional untuk mendukung kenyamanan dan penghematan energi.

Contoh implementasi bangunan impas energi dapat dilihat pada bangunan-bangunan tradisional di desa-desa seperti Penglipuran yang telah menggunakan material lokal dan desain yang efisien energi.

Baca Juga: PT BISI International Tbk Lagi Cari Mechanic Agriculture Machinery, Cek Kriterianya, Gaes!

WRI Indonesia bersama dengan para mitra Koalisi Bali Emisi Nol Bersih (PT Bintang Terbarukan Indonesia, Universitas Warmadewa, Universitas Udayana serta Popo Danes Arsitek) telah mengembangkan Katalog Desain Bangunan Impas Energi melalui lima tahap yaitu analisis kriteria, sayembara desain pengembangan katalog peningkatan kapasitas, dan sertifikasi desa wisata hijau

Sayembara desain ARZEN 2024 terdiri dari empat kategori: lanskap tradisional, rumah urban, akomodasi pariwisata, dan imajinatif.

"Penerapan konsep NZEB bukan hanya penting untuk mengurangi jejak karbon, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang di Bali. Melalui sosialisasi dan pameran ini, kami berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam gerakan ini,” jelas, I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, ST, Ketua Kegiatan Sayembara Desain.

Baca Juga: Tampil Solid, Chelsea Berencana Bentengi Marc Cucurella

Kerja sama Pemerintah Provinsi Bali dengan Mitra Pembangunan ini merupakan contoh yang sangat baik dalam mendorong penerapan upaya penurunan emisi serta melakukan upaya transisi energi secara berkelanjutan.

“Selain itu, inisiatif ini akan mendukung pencapaian target Bali emisi nol bersih (Bali NZE) pada tahun 2045,” kata Tjokorda Nirarta Samadhi, Direktur WRI Indonesia.

Menurut Tjokorda Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, media memiliki peran besar dan penting dalam menggerakkan dan mengedukasi masyarakat tentang konsep Net Zero Energy Building atau Bangunan Impas Energi.

Baca Juga: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Foreman, Tertarik?

Dengan peran ini, konsep tersebut tidak lagi asing dan dikenal sebagai elemen penting dalam upaya Bali menuju emisi nol bersih.Kegiatan ini bertujuan mencari desain inovatif serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya bangunan impas energi dan keberlanjutan lingkungan.

Kolaborasi teknologi modern dan kearifan lokal yang didukung oleh kerja sama Pemerintah Provinsi Bali dengan mitra pembangunan menjadi perwujudan upaya penurunan emisi di Bali serta pembangunan berkelanjutan yang dilandasi pemahaman budaya sebagai dasar.

Sekedar informasi, pembangunan pariwisata di Bali yang masif ini memiliki dampak besar terhadap berbagai aspek. Di satu sisi, pariwisata adalah tulang punggung ekonomi Bali, dengan memberikan lapangan kerja bagi ribuan orang dan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak komunitas. Meski demikian, perkembangan yang cepat ini membawa tantangan signifikan yang harus diatasi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Baca Juga: Riccardo Calafiori Disebut jadi Incaran Manchester United, Segini Dana yang Disiapkan

Seperti air. dengan adanya pertumbuhan hotel, vila dan sebagainya meningkatkan permintaan air secara signifikan, kemudian menyebabkan penurunan drastis sumber air tawar di daerah daerah.

Serta energi juga mengalami peningkatan oleh berbagai fasilitas pariwisata. sedangkan Bali masih bergantung pada bahan bakar fosil sehingga tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan tanpa merusak lingkungannya

Selain itu, kalau melihat bangunan akomodasi wisata di daerah Bali Selatan (Kuta, Legian, Canggu, Seminyak) sekarang arsitektural Bali sudah mulai ditinggalkan.

Baca Juga: Saatnya Bergabung di PT Kaldu Sari Nabati Indonesia via Executive Leadership Program, Ini Syaratnya

Adanya program NZEB salah satunya juga upaya menjaga budaya Bali khususnya arsitektural bangunannya.***

Editor: Yuliansyah

Tags

Terkini

Terpopuler