Penelitian di Israel Sebut Vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna Dosis 4 Kurang Efektif Melawan Varian Omicron

21 Januari 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Vaksinasi /pixabay.com/ spencerbdavis1

KABARMEGAPOLITAN.com - Di tengah meningkatnya kasus virus corona (COVID-19) secara global setelah munculnya varian Omicron, para ahli dan ilmuwan medis bekerja untuk menyelidiki potensi lolosnya kekebalan vaksin COVID-19.

Pemerintah di sedang gencar menyerukan suntikan booster untuk melindungi warga negaranya di tengah munculnya varian baru.

Namun studi terbaru di Israel mengenai dampak vaksin Pfizer dan Moderna pada Omicron memberikan satu fakta baru.

Baca Juga: Kucing Maine Coon Ini Ukuran Tubuhnya Lebih Besar Daripada Balita

Penulis uji coba Israel mengatakan pada hari Senin bahwa dosis keempat vaksin Pfizer dan Moderna terhadap Covid hanya "sebagian" efektif untuk melawan varian virus Omicron.

Sebuah uji coba dilakukan oleh tim dari Pusat Medis Sheba dekat Tel Aviv pada bulan Desember pada dosis keempat vaksin virus corona.

Ada 154 petugas rumah sakit yang disuntik vaksin dosis Pfizer dan 120 sukarelawan lainnya disuntik vaksin dengan dosis Moderna.

Sesuai pernyataan yang dikeluarkan oleh rumah sakit, hasil awal menunjukkan bahwa "vaksin aman dan telah terbukti menghasilkan antibodi yang substansial, tetapi hanya sebagian efektif dalam bertahan melawan varian Omicron."

Profesor Gili Regev-Yochay, yang memimpin penelitian, mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan antibodi setelah pemberian dosis keempat, namun "hanya menawarkan pertahanan parsial terhadap virus" bagi mereka yang terinfeksi dengan varian Omicron.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Akan Beruntung Secara Finansial di Tahun 2022, Apa Saja?

"Vaksin yang sangat efektif melawan strain sebelumnya, kurang efektif melawan strain Omicron," kata Regev-Yochay seperti dikutip The Times Of Israel.

"Kami melihat peningkatan antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan suntikan dosis ketiga. Namun, kami juga melihat banyak orang yang terinfeksi Omicron dan menerima dosis keempat, masih banyak yang terinfeksi virus," ujarnya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk menunda program booster karena orang di seluruh dunia belum mendapatkan suntikan vaksin pertama.

Di Israel sendiri, data resmi menunjukkan bahwa total lebih dari 1,7 juta orang terinfeksi virus COVID-19 dan telah tercatat sejak awal pandemi. Juga ada lebih dari 8.300 kematian yang disebabkan karena virus ini.

Baca Juga: Sempat Pecahkan Rekor, Pria Tertua di Dunia Akhirnya Meninggal Pada Usia 112 Tahun

Israel adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan kampanye vaksin massal untuk penduduknya. Kemudian negara itu juga mulai menjalankan program suntik booster vaksin pada musim panas lalu.

Lebih dari 537.000 orang Israel telah menerima dosis vaksin keempat, menurut angka terbaru kementerian kesehatan di Israel. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Wio News

Tags

Terkini

Terpopuler