Naik Gila-gilaan dan Langka, Anggota DPR Minta 2 BUMN Farmasi Ini Pastikan Stok Obat Covid-19 Tercukupi

- 8 Juli 2021, 13:19 WIB
ilustrasi obat.*
ilustrasi obat.* /qimono/

"Untuk Ivermectin sudah terpola produksinya, Indofarma sampaikan akan ada 13,8 juta tablet sampai 11 Agustus 2021. Beberapa obat lain seperti Oseltamivir, Remdesivir juga masih bertahap, karena sebagian harus impor,” imbuh Politisi PDI-Perjuangan itu.

Baca Juga: Mahasiswa Yogyakarta Bangga Bisa KKN di Muba, Ternyata Ini Sebabnya

Karena itu, Mufti meminta BUMN farmasi Kimia Farma harus melipatgandakan energi, agar obat-obatan tersebut bisa segera terdistribusi dengan baik ke masyarakat dan merata.

“Di Jakarta mungkin ada stoknya meski terbatas, tapi di daerah benar-benar langka, padahal di daerah itu lonjakan kasusnya juga gila-gilaan," katanya.

Publik berharap pada BUMN farmasi, bukan hanya obat untuk sarana pemulihan, tapi juga memastikan bahwa harganya tidak dimainkan.

“Kami minta BUMN farmasi membuat kanal pengaduan besar-besaran untuk shock therapy dan mitigasi, agar tidak ada oknum-oknum di BUMN farmasi yang main-main," pungkasnya.

Baca Juga: Link Streaming dan Jadwal Lengkap Acara MNCTV Hari Ini Kamis 8 Juli 2021: Cinta Asyifa, Naga Merah 

Mufti juga mengingatkan BUMN farmasi untuk menjadi supporting system yang bagus dalam menunjang peningkatan testing dan tracing Covid-19.

Hal ini seiring rencana Menkes Budi G Sadikin yang akan mengubah sistem penentuan zonasi kuning, oranye, merah, dari yang sebelumnya berbasis tren kenaikan jumlah kasus menjadi jumlah rasio testing 1:1.000 penduduk per minggu.

“Ini artinya butuh alat swab yang luar biasa besar. Pada Instruksi Mendagri, daerah-daerah di Jawa-Bali diminta melakukan pengetesan rata-rata 2.000-4.000 per hari, bahkan ada yang harus 8.000 tes dan di atas 10.000 tes per hari," imbuh legislator dapil Jawa Timur II itu.

Halaman:

Editor: Yuliansyah

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x