Network
KABARMEGAPOLITAN.com - Dugaan kebocoran data sekitar 204 juta orang pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 bukanlah hasil dari motif politik, melainkan motif ekonomi.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi.
Dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR di Jakarta, Budi menyatakan bahwa motif bisnis, bukan politik, menjadi pendorong pelaku peretasan.
"Kami ingin meyakinkan kalau ini tidak ada motif politik. Ini motif bisnis supaya publik jangan resah dulu, ini (motif) politik apa," ujar Budi.
Menurutnya, pelaku peretasan tersebut didorong oleh motif ekonomi, dengan data yang diretas dijual di situs gelap (dark web).
Budi menekankan bahwa data dijadikan komoditas untuk diperdagangkan, yang jelas memiliki dimensi ekonomi.
"Sudah jangan kita salah-menyalahkan. Kami Kemenkominfo tidak mau menyalahkan kementerian/lembaga lain, apalagi KPU ini kan penyelenggara pemilu tumpuan kita semua, jangan sampai KPU didiskreditkan, dong!" tambahnya, menyerukan agar tidak mendiskreditkan KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Budi juga melihat kasus ini sebagai peringatan bagi KPU untuk lebih berhati-hati dalam menjaga keamanan data pemilih.
Baca Juga: Demi Menekan Dampak Perubahan Iklim, Jokowi Adakan Rapat Internal Bahas Dekarbonisasi
