KABARMEGAPOLITAN.COM – Presiden Haiti Jovenel Moïse pada Rabu, 7 Juli 2021, ditembak mati di rumahnya.
Kejadian ini diperkirakan dapat memperburuk masalah di negara itu yang sudah merajalela.
Bahkan sebelum pembunuhan Moïse tersebut, Haiti diketahui telah berada dalam krisis yang mencakup ketidakstabilan politik, dampak abadi dari gempa bumi yang menghancurkan, dan epidemi kolera, campur tangan politik asing, serta kekerasan geng yang kerap memakan korban.
"Anda memiliki situasi di mana lembaga-lembaga tidak bekerja, di mana ekonomi stagnan ... politik sangat tidak stabil. Pemerintah saat ini telah ditantang oleh penduduk. Ada tuduhan korupsi besar-besaran," kata Robert Fatton, seorang ahli politik Haiti di University of Virginia dikutip ZONABANTEN.com dari NPR.
François Pierre-Louis, pakar politik Haiti di Queens College di City University of New York, mengatakan dia tidak begitu terkejut mengetahui pembunuhan Moïse.
Menurutnya, Moïse telah melucuti partai-partai politik saingan, pengusaha dan keluarga-keluarga kekuasaan terkemuka.
"Dia membuat banyak musuh. [Serangan itu] bisa datang dari mana saja. Dan dia mengasingkan terlalu banyak orang," kata Pierre-Louis.