Begini Sejarah Hari Internasional Anak-anak Tak Bersalah Korban Agresi yang Diperingati Tiap 4 Juni

4 Juni 2023, 06:50 WIB
Ilustrasi. Anak-anak yang menjadi korban perang //Al Jazeera

KABARMEGAPOLITAN.com - International Day of Innocent Children Victims of Agression atau Hari Internasional Anak-anak Tak Bersalah Korban Agresi adalah peringatan tahunan yang terjadi pada tanggal 4 Juni setiap tahun.

Tujuannya  untuk mengakui rasa sakit yang diderita oleh anak-anak di seluruh dunia yang menjadi korban kekerasan fisik, mental, dan emosional.

Ini juga merupakan insentif untuk membuat komitmen kembali komunitas internasional untuk tujuan mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap anak.

Awalnya didorong oleh perjuangan anak-anak Palestina dan Lebanon yang menjadi korban Perang Lebanon 1982.

Resolusi yang melahirkan hari raya tersebut tetap berupaya untuk mengakhiri agresi dan melindungi hak-hak anak di setiap wilayah lain yang dilanda konflik di dunia.

Baca Juga: Terbongkar! Ini Sisi Gelap Zodiak Pisces  

Sejarah Hari Internasional Anak-Anak Tak Bersalah Korban Agresi

Perang yang mengarah pada pemberlakuan Konvensi Hak-Hak Anak dan akhirnya berdirinya Hari Internasional Anak-anak Korban Agresi yang Tidak Bersalah dimulai pada bulan Juni 1982.

Ini terjadi ketika Pasukan Pertahanan Israel menginvasi Lebanon selatan, menyusul upaya pembunuhan terhadap duta besarnya dari dalam negeri.

Pengadopsian hari libur itu dilakukan tak lama kemudian pada pertemuan darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 19 Agustus 1982, yang dipanggil karena takut akan meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk anak-anak.

Baca Juga: Bocoran! Begini Watak Bos dengan Zodiak Aquarius 

Para anggota dikejutkan oleh banyaknya anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah yang menjadi korban tindakan agresi Israel.

Perang empat bulan tersebut membuat Majelis Umum PBB mengesahkan dan mengadopsi Resolusi Hak-Hak Anak pada tahun 1997.

Itu merupakan peristiwa yang dianggap sebagai perkembangan penting dalam upaya meningkatkan perlindungan anak dalam situasi konflik ketika menjadi perjanjian hak asasi manusia internasional yang paling banyak diratifikasi dalam sejarah.

Dalam beberapa tahun terakhir menyusul laporan dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) — organisasi yang memiliki inisiatif untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak.

Baca Juga: Terungkap! Ini Sejarah Istilah Mudik Lebaran di Indonesia  

Jumlah pelanggaran Konvensi PBB tentang Hak Anak telah meningkat di banyak wilayah yang dilanda konflik di dunia, membuat tujuan dan ketaatan pada hari raya menjadi lebih penting sekarang.

Mengingat bahwa kekerasan sering menyebabkan kerusakan fisik dan mental yang bertahan lama hingga dewasa dan menghambat perkembangan anak.

UNODC memperkirakan bahwa dunia kehilangan triliunan setiap tahun akibat dampak kekerasan terhadap anak secara global.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: nationaltoday.com

Tags

Terkini

Terpopuler