Baca Juga: Terungkap! Ini Sisi Gelap Zodiak Virgo yang Tersembunyi
Festival ini juga mewakili persatuan, aspirasi, dan harapan masyarakat dari berbagai suku seperti Iban, Bidayuh, Kenyah, Kelabit, dan Murut.
Orang-orang Dayak mempersiapkan festival dengan cara yang megah.
Pada hari-hari menjelang itu, semua orang akan sibuk berbenah, ziarah kubur, menjemur padi, menggiling dan mengumpulkan, serta menyiapkan makanan.
Pria dan wanita boleh mengenakan 'nigepan', pakaian tradisional.
Baca Juga: Kebut Indonesia Industri 4.0, Smartfren Gandeng Penyedia Artificial Intelligence AS
Pesta tidak dimulai sampai seseorang memukul gong, ketika tengah malam tiba pada tanggal 1 Juni, untuk menarik perhatian para peraya.
Pemimpin festival akan memimpin semua orang untuk minum Tuak — anggur beras buatan lokal — untuk umur panjang.
Setiap orang akan saling mendoakan “gayu-guru, gerai-nyami,” yang berarti “panjang umur, sehat, dan sejahtera,” dan perayaan menjadi kurang formal dengan orang-orang menari diiringi musik tradisional sementara yang lain menyanyikan 'pantun' atau puisi.
Perayaan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.