Terkait Penyebaran Ideologi Radikal, Pengamat : Negara Tak Boleh Diam

- 7 April 2021, 12:30 WIB
ilustrasi radikalisme, Terkait Penyebaran Ideologi Radikal, Pengamat : Negara Tak Boleh Diam
ilustrasi radikalisme, Terkait Penyebaran Ideologi Radikal, Pengamat : Negara Tak Boleh Diam //prasetyopramono/dok.kabarbesuki

 

KABARMEGAPOLITAN.COM – Radikalisme menjadi ancaman negara yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan masyarakat.

Radikalisme yang berkembang dari ideologi radikal ini selalu menjadi ancaman dari tahun ke tahun.

Isu radikalisme kembali menguat usai rentetan peristiwa teroris yang membayangi negara Indonesia beberapa waktu ke belakang.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Akun dan Mendaftar CPNS 2021 di Portal Resmi sscn.bkn.go.id 

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi memperingatkan bahwa setiap celah dan potensi penyebaran radikalisme di NKRI harus segera mungkin ditutup.

Ia menyoroti bahwa negara harus mengupayakan sekuat tenaga pemberantasan ideologi radikal di masyarakat agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

“Negara tidak boleh diam, negara harus menggunakan tangan besi. Kalau kita lemah mengatasi ini, semua akan terlambat,” ujarnya seperti dikutip KABAR MEGAPOLITAN dari artikel Antara.

Islah juga menyoroti pentingnya peran keluarga sebagai langkah awal pencegahan radikalisme dalam masyarakat.

 Baca Juga: Tak Lagi Melalui www.pln.co.id, Begini Cara Dapat Diskon Token Listrik PLN Periode April 2021

Menurutnya, keluarga merupakan contoh pertama dan paling utama untuk anak-anak yang dapat membendung radikalisme sejak dini.

“Selain pencegahan secara masif dan komprehensif oleh negara, pencegahan radikalisme dimulai dari keluarga,” katanya.

Islah menuturkan bahwa tak dipungkiri peran keluarga terutama orang tua amat penting untuk kalangan muda yang rentan terpapar radikalisme.

“Keluarga menjadi kekuatan penting untuk melawan radikalisme. Kontradikal bisa dilawan lewat keluarga, paling awal,” kata Islah.

Namun, meski begitu ada pula kasus seorang anak yang menemukan sendiri ideologi radikal yang juga disebut self radicalism.

 Baca Juga: 2 Hari Lagi Siapkan Diri! Pendaftaran Sekolah Kedinasan Bakal Dibuka, Ini 8 Instansi yang Akan Tersedia!

Oleh karenanya, negara mengambil peran paling penting dalam upaya pencegahan radikalisme.

Ia menilai bahwa masuknya ideologi radikal ke dalam suatu negara disebabkan oleh adanya celah kosong yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

Islah menekankan pentingnya peran negara yang tidak boleh diam dan lemah dalam memberantas radikalisme di mana pun.

Ia juga mencontohkan beberapa negara yang menurutnya terlambat dan lemah dalam mencegah radikalisme, seperti Filipina, Somalia, dan Sudan.

“Kalau negara lemah, ideologi-ideologi radikal akan masuk secara leluasa,” ujarnya.

Menurutnya, cara pencegahan radikalisme yang paling efektif di seluruh dunia adalah bagaimana bisa mencegahnya dari hulu membuat kultur-kultur di dalam masyarakat menolak radikalisme secara mandiri.

“Ketika paham radikal mulai masuk ke tengah masyarakat, masyarakat sendiri yang menolak, ini adalah konsep yang dilakukan oleh banyak akademisi di beberapa negara di dunia yang kemudian sangat efektif,” katanya.***

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x