KABARMEGAPOLITAN.COM - Dalam kalender Jawa, 1 suro adalah hari pertama dan diperingati sebagai tahun baru dalam penanggalan kalender Jawa.
Banyak pandangan dalam masyarakat Jawa terkait 1 suro, hari ini dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi.
Bagi sebagian masyarakat pada malam 1 suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.
Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam 1 suro.
Hal tersebut terjadi karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam seperti kalender masehi.
Malam 1 Suro yang sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya terdapat ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab.
Baca Juga: Sering Merasakan Kram, Kebas dan Kesemutan, dr Zaidul Akbar Sarankan Lakukan Tiga Hal Ini
Beberapa daerah di Jawa menjadi tempat berlangsungnya perayaan malam 1 suro.
Dikutip dari petabudaya.belajar.kemendikbud.go.id, berikut ini perayaan malam 1 suro di Solo dan Yogyakarta.
Solo
Di Solo, dalam perayaan malam satu Suro terdapat kirab hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule.
Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro.
Kebo bule atau Kebo Kyai Slamet konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
Kebo bule ini adalah pusaka penting milik keraton.
Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang.
Baca Juga: Supaya Tidur Tidak Diganggu Setan, Ustadz Adi Hidayat: Baca Surat Al Mulk
Kirab malam 1 suro di Solo dipimpin oleh Kebo Bule Kyai Slamet sebagai Cucuking Lampah.
Di belakang Kebo Bule barisan berikutnya adalah para putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka, kemudian diikuti masyarakat Solo dan sekitarnya seperti Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Wonogiri.
Yogyakarta
Sementara itu di Yogyakarta, perayaan malam satu Suro identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.
Kirab malam 1 Suro terseebut biasanya dilakukan dengan cara mengarak benda pusaka mengelilingi benteng keraton yang diikuti oleh ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya.
Para abdi dalem keraton, beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi malam 1 suro.
Baca Juga: 12 Juli Hari Koperasi Indonesia, Bermula dari Skotlandia Hingga Berkembang di Indonesia
Selama kirab mengelilingi benteng keraton tersebut, tidak diperkenankan untuk berbicara seperti halnya orang sedang bertapa.
Inilah yang dikenal dengan istilah tapa mbisu mubeng benteng.
Informasi menarik lainnya KLIK DISINI***