Versi Latin dari nama ini adalah Jodocus, yang berevolusi menjadi Josse abad pertengahan, akhirnya menjadi Joyce.
Baca Juga: Ternyata, Ini Sisi Gelap Zodiak Libra yang Wajib Kita Pahami
Saint Judoc, terkadang dikenal sebagai Saint Joyce, adalah seorang pangeran Brittany abad ke-7 yang meninggalkan tahta dan warisannya untuk menjalani kehidupan seorang pertapa suci.
Kultus St. Joyce berkembang dan berkembang setelah kematiannya.
Sebagian karena tuduhan bahwa jenazahnya tetap tidak dapat rusak dan bahwa rambut di kepala dan dagunya terus tumbuh, sehingga perlu pemotongan terus menerus oleh para pengikutnya.
Pada abad ke-10, melarikan diri dari invasi Norman, banyak biarawan Breton membawa relikui dan ritual St. Joyce ke Inggris.
Baca Juga: 8 Kopi Indonesia yang Paling Hits! Ada Bisa Nebak?
Nama itu mendapatkan popularitas sebagai penghormatan kepada Saint Joyce, yang dianut oleh Inggris sebagai milik mereka.
Geoffrey Chaucer's "The Canterbury Tales" bukti relevansi abad pertengahan Saint Joyce di Inggris, sebagai Wife of Bath bersumpah "demi Tuhan dan oleh Saint Joce," menunjukkan ia dipanggil untuk pengambilan sumpah.
Joyce jarang digunakan selama akhir Abad Pertengahan, kemungkinan besar karena pecahnya Gereja Inggris dengan Katolik Roma.