Dibangun pada tahun 691–692, sekitar 55 tahun setelah penaklukan Arab atas Yerusalem, desain dan ornamennya berakar pada tradisi arsitektur Bizantium tetapi juga menampilkan ciri-ciri yang nantinya akan dikaitkan dengan gaya arsitektur khas Islam.
Strukturnya terdiri dari kubah kayu berlapis emas yang duduk di atas dasar segi delapan.
Di dalam, dua rawat jalan mengelilingi sepetak batu terbuka.
Situs itu suci bagi Yudaisme dan Islam; dalam tradisi Yahudi dikatakan sebagai tempat di mana Ibrahim bersiap untuk mengorbankan putranya Ishak, dan dalam tradisi Islam dianggap sebagai tempat kenaikan Muhammad ke surga.
Interiornya didekorasi dengan mewah dengan marmer, mozaik, dan plakat logam.
Baca Juga: Pulang ke Indonesia, Mohammad Ahsan akan Jalani MRI di Jakarta
Masjid Agung Samarra
Ketika Masjid Agung Samarra (di Irak) dibangun oleh khalifah Abbasiyah Al-Mutawakkil (memerintah 847–861) sekitar tahun 850, itu mungkin masjid terbesar di dunia, dengan luas total hampir 42 hektar.
Masjid ini dibangun dari batu bata yang dipanggang, dengan interior yang dihiasi kaca biru.
Sebagian besar struktur dihancurkan selama invasi Mongol yang dipimpin oleh Hulagu pada tahun 1258, tetapi salah satu fitur yang paling menarik, menara setinggi 170 kaki (52 meter).