Waduh! Pemerintah Tiongkok Tengah Mempertimbangkan Mencampurkan Beberapa Jenis Vaksin

- 14 April 2021, 04:05 WIB
Ilustrasi vaksin.
Ilustrasi vaksin. /Unsplash/Hakan Nural.

KABARMEGAPOLITAN.com - Pemerintah Tiongkok dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mencampurkan beberapa jenis vaksin.

Sebelumnya pihak Centers for Disease Control (CDC) di Tiongkok mengatakan bahwa vaksin buatan negara tersebut tidak memiliki perlindungan yang tinggi untuk melindungi diri dari Covid-19.

Gao Fu, Direktur CDC, mengonfirmasi terkait rendahnya efektivitas yang dimiliki vaksin Tiongkok.

Baca Juga: Daftar Makanan yang Kaya Manfaat, Cocok Dimakan saat Puasa, Bisa Membantu Mengurangi Stres Juga Lho 

"Vaksin Tiongkok tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," kata Gao Fu.

Ratusan juta dosis telah disitribusikan ke luar negeri oleh Tiongkok sambil berusaha untuk menghapus keraguan tentang efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech yang dibuat menggunakan proses messenger RNA atau mRNA, eksperimental sebelumnya.

"Sekarang dalam pertimbangan resmi apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," ujar Gao.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Dorong Pemerintah Bantu WNI di Luar Negeri Manfaatkan Program Vaksinasi Setempat 

Pejabat yang hadir pada hari Minggu tidak menanggapi secara langsung terkait komentar Gao tentang perubahan dalam rencana resmi.

Namun, pejabat CDC lainnya mengatakan pengembang sedang mengerjakan vaksin berbasis mRNA.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di pikiran-rakyat.com dengan judul, CDC: Vaksin China Miliki Efektivitas Rendah

Baca Juga: Jaga Tubuh dan Pikiran Tetap Sehat Selama WFH, 6 Cara Sederhana Ini Berdampak Besar Bagi Hidupmu 

"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kami juga telah memasuki tahap uji klinis," ujar Wang Huaqing.

Para ahli mengatakan mencampurkan vaksin, atau imunisasi berurutan, dapat meningkatkan efektivitas.

"Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia. Kami harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kami sudah memiliki beberapa jenis vaksin," ucap Gao.

Baca Juga: Respon Amanda Manopo Usai Dipuji Salihah saat Tampil Berhijab: Lagi Cari Duit Aku Tuh 

Sementara itu, para peneliti di Inggris sedang mempelajari kemungkinan kombinasi Pfizer-BioNTech dan vaksin tradisional, AstraZeneca.

Pandemi virus korona, yang dimulai di Tiongkok tengah pada akhir 2019, menandai pertama kalinya industri obat Tiongkok berperan dalam menanggapi keadaan darurat kesehatan global.

Vaksin yang dibuat oleh Sinovac, sebuah perusahaan swasta, dan Sinopharm, sebuah perusahaan milik negara, telah menjadi mayoritas dari vaksin Tiongkok yang didistribusikan ke beberapa lusin negara termasuk Meksiko, Turki, Indonesia, Hongaria, Brasil dan Turki.

Baca Juga: Buntut Sanksi AS Terhadap Program Nuklir, Iran Minta Korsel Lepas Sumber Dana Negaranya yang Diblokir 

Efektivitas vaksin Sinovac dalam mencegah infeksi gejala ditemukan serendah 50,4% oleh para peneliti di Brasil, mendekati ambang batas 50% yang dikatakan berguna oleh para ahli kesehatan.

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer-BioNTech terbukti 97% efektif.

Pakar kesehatan mengatakan vaksin Tiongkok kemungkinan tidak akan dijual ke Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang karena kerumitan proses persetujuan.

Baca Juga: Alur Pendaftaran PPPK 2021 yang Akan Dibuka Pemerintah Mei Nanti 

Hingga saat ini, Beijing belum menyetujui vaksin asing untuk digunakan di Tiongkok.***(Christina Kasih Nugrahaeni/Pikiran Rakyat)

Editor: Yuliansyah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah