Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, saat Webinar Indonesian Cable Based Tsunameter 2021, pada Selasa, 12 Oktober 2021.
BMKG sendiri terus berupaya melakukan penyempurnaan sistem peringatan dini tsunami dengan melibatkan pakar, akademisi, perguruan tinggi, dan asosiasi keilmuan guna mewujudkan zero victim.
Baru-baru ini, BMKG juga meluncurkan EWS Radio Broadcaster dan aplikasi SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert).
InaTEWS harus diperkuat, karena sejak 2013 terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia, baik dalam jumlah maupun kekuatan.
Artikel ini sebelumnya telah dimuat di zoanabanten.com dengan judul InaCBT, Teknologi Baru di Indonesia yang Memperkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami
Berdasarkan catatan BMKG, pada 2013 setidaknya terjadi gempa bumi 4.234 kali, dan kejadian gempa secara berturut-turut meningkat menjadi 4.434 kali Tahun 2014.
Sebanyak 5.299 kali pada 2015, 5.464 kali pada 2016, dan 7.169 kali pada 2017.
Selanjutnya aktivitas gempa bumi meningkat menjadi 11.920 kali pada 2018, serta pada 2019 gempa bumi masih diatas 11.000 yaitu 11.588 kali.
Walaupun pada 2020 gempa bumi turun menjadi 8258 kali, namun jumlah tersebut masih diatas rata-rata kejadian gempa bumi tahunan di Indonesia.***(Yuliansyah/Zona Banten)