KABARMEGAPOLITAN.com - Gempa Megathrust sempat jadi trending beberapa waktu yang lalu.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang gempa Megathrust belum begitu baik.
Terkait gempa Megathrust ini, pihak BMKG akhirnya angkat bicara.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Sosok Penemu Hand Sanitizer
Ini dilakukan lantaran BMKG khawatir kalau masyarakat belum seluruhnya dapat memaknai arti dari Gempa Megathrust.
Menurut BMKG, masyarakat mengira gempa Megathrust akan terjadi dalam waktu dekat dan akan menimbulkan kerusakan akibat tsunami yang ditimbulkannya.
Menurut BMKG hal tersebut kurang tepat.
Baca Juga: Satgas Penanganan COVID-19 Akan Lakukan Pendampingan Untuk Tingkatkan Manajemen Lapangan
Zona Megathrust adalah istilah sumber gempa yang berasal dari tumbukan lempeng samudra di kedalaman dangkal, sebagaimana dikutip dari IG @infobmkg.
"Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," tulis akun @infobmkg.
Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
Kemudian, Zona subduksi inilah yang diasumsikan sebagai patahan naik yang besar yang kini disebut Zona Megathrust.
Baca Juga: Penghentian Siaran Televisi Analog Dilakukan Bertahap, Pertama Di Tanggal 17 Agustus 2021
Di Indonesia sendiri, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.
Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti:
(1) Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba,
(2) Subduksi Banda,
(3) Subduksi Lempeng Laut Maluku,
(4) Subduksi Sulawesi,
(5) Subduksi Lempeng Laut Filipina, dan
(6) subduksi Utara Papua.
Baca Juga: Bikin Kecanduan Adrenalin, Berikut Asal Muasal Olahraga Surfing
Masyarakat perlu mengetahui, jika saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya.
Yang terpenting, aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust tidak selalu berkekuatan besar.
Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.
Namun, data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru “gempa kecil” yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar.***