Gelar Dialog Konservasi, YKAN Edukasi Pentingnya Peran Ekosistem Mangrove untuk Kelestarian Bumi

- 30 Mei 2021, 06:03 WIB
Tracking Hutan Mangrove di objek wisata grand maerakaca
Tracking Hutan Mangrove di objek wisata grand maerakaca //Twitter/

KABARMEGAPOLITAN.COM - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) gelar kegiatan Misi Lestari mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mangrove di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan melalui acara daring dalam tema “Dialog Konservasi: Mangrove untuk Masa Depan” pada Jum'at (28/5) dengan pembicara Artis pecinta lingkungan Ramon Y. Tungka, CEO Ayobantu Agnes Yuliavitriani dan Development & Marketing Director YKAN Ratih Loekito.

Ramon mengatakan perjalanannya mendatangi taman-taman nasional di Kalimantan sekitar 10 tahun lalu yang membuatnya berkenalan dengan konservasi mangrove dan kemudian memahami fungsi mangrove.

"Saya pun sempat mengira, bakau sama dengan mangrove padahal ternyata berbeda,” ucapnya.

Baca Juga: Munas Kadin Diundur, Arsjad Rasjid Tegas Nyatakan Siap Kapan dan Dimanapun Kontestasi Digelar

Mengingat vitalnya peranan mangrove secara ekologis, sosial, dan ekonomi, keterlibatan aktif dari seluruh komponen masyarakat amat diperlukan.
“Bukan hanya pemerintah, LSM, atau lembaga tertentu untuk melestarikan mangrove.

Yang perlu kita lakukan adalah pahami esensi mangrove, beraksi dari rumah dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, dan jika merasa hidup jauh dari mangrove, kita bisa berkontribusi lewat program donasi yang saat ini banyak dilakukan.

Dengan begitu, kita bisa initiate project baru untuk pelestarian mangrove,” tegas Ramon.

Development & Marketing Director YKAN Ratih Loekito menyatakan mangrove merupakan benteng pertahanan bagi kawasan pesisir untuk melindungi dari gelombang badai, tsunami, dan kenaikan permukaan laut.

Dialog Konservasi: Mangrove untuk Masa Depan
Dialog Konservasi: Mangrove untuk Masa Depan

"Eksosistem hutan mangrove pun begitu kompleks dan kaya keanekaragaman hayati, yakni menjadi habitat berbagai jenis burung, mamalia, ikan, dan invertebrata," jelasnya.

Mangrove di Indonesia

Ekosistem mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih besar daripada hutan tropis pada luasan yang sama, sehingga berperan strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Berdasarkan perhitungan solusi iklim alami, perlindungan dan restorasi mangrove dapat berkontribusi sebanyak 6% dari pengurangan emisi yang ditargetkan dalam Nationally Determined Contribution Indonesia.

Dengan luas 3,3 juta hektare, hutan mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar ton karbon atau setara dengan sepertiga stok karbon mangrove dunia. Luas tutupan mangrove Indonesia ini merupakan yang terbesar di dunia.

Meski demikian, degradasi dan deforestasi mangrove tetap terjadi bahkan pernah mencapai 50.000 hektare per tahun pada periode tahun 1980-an.
Hingga saat ini diperkirakan lebih dari 600 ribu hektare mangrove Indonesia dalam keadaan rusak dan perlu dipulihkan agar berfungsi kembali sebagai sistem pendukung kehidupan.

Kerusakan mangrove terjadi secara merata di seluruh Indonesia. Sebagai gambaran, Jakarta—sang ibukota yang sekaligus berada di kawasan pesisir—pun menghadapi ancaman degradasi dan deforestasi hutan mangrove.

Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke merupakan salah satu hutan mangrove terakhir di Jakarta yang kini menjadi salah satu kawasan percontohan untuk upaya restorasi ekosistem mangrove di Indonesia.

Dengan total luas SM Muara Angke 25 hektare, tutupan mangrove yang ada adalah 12 hektare.***

Editor: Mula Akmal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah