Ini 5 Warisan Budaya Suku Minang yang Everlasting!

17 Juni 2023, 11:40 WIB
Rumah Gadang /Wikipedia/

KABARMEGAPOLITAN.com - Suku Minang adalah salah satu kelompok masyarakat di Indonesia dengan jumlah yang besar.

Suku Minang juga dikenal sangat menjunjung adat istiadat tanah kelahirannya.

Meskipun sebagian besar keturunan mereka telah hijrah ke berbagai pulau di Indonesia, persatuan budaya di Minangkabau masih terjaga dengan baik.

Bahkan beberapa ritual adat yang sangat kental masih dilestarikan hingga kini.

Berikut beberapa warisan budaya khas Minang yang everlasting:  

Baca Juga: PKS Sambut Baik Penolakan MK untuk Mengubah Sistem Proporsional Terbuka  

Tabuik

Upacara Tabuik merupakan ritual yang kerap dilakukan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.

Ritual tersebut merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.

Pada acara puncak, arak-arakan Tabuik yang dibangun bertingkat ini akan berakhir di pelabuhan kemudian digulirkan ke laut lepas.

Baca Juga: Sejarah Hari Surfing Internasional – 17 Juni: Menghargai Olahraga Menyenangkan! 

Bakaua (tolak bala)

Ritual ini digelar di daerah pertanian sebagai bentuk permohonan agar para petani terhindar dari petaka.

Orang-orang akan berbaris mengelilingi sawah sambil membakar kemenyan sekaligus memanjatkan doa, lalu menyembelih sapi sebagai jamuan.

Meski sudah mulai ditinggalkan, beberapa daerah yang masih mengadakan Bakua saat ini di antaranya Solok, Sijunjung, dan Tanah Datar.

Baca Juga: Sejarah Hari Juggling Dunia – 17 Juni: Mengapresiasi Seni dengan Keterampilan Tinggi 

Batagak Rumah

Batagak Rumah merupakan upacara yang dilaksanakan sebelum penduduk Minangkabau membangun rumah gadang, sebagai bentuk permohonan agar calon penghuni senantiasa diberi kesejahteraan.

Tiap ruangan di dalam rumah gadang dibiarkan terbuka kecuali bagian kamar.

Gadang, yang berarti besar merupakan lambang sebuah kapal yang membesar ke atas.

Baca Juga: Sejarah Hari Nasional Ralph – 17 Juni : Menghargai Nama Maskulin yang Terkenal di Inggris, Skotlandia dan Irla

Pacu Jawi

Tradisi balapan khas Minangkabau ini dilakukan di atas sawah yang basah dan berlumpur.

Pacu Jawi diikuti oleh seorang joki dan jawi (sapi) berpasangan.

Bahkan, joki biasanya juga menggigit ekor kedua sapi untuk mempercepat pelarian mereka.

Baca Juga: Hutama Karya Punya Utang Nyaris 72 triliun, Ternyata Ini Penyebabnya 

Pacu Itiak

Dilangsungkan sejak 1928, bersamaan dengan Sumpah Pemuda, ritual ini dilakukan di 11 titik daerah Payakumbuh.

Dari garis start, masing-masing peserta melemparkan itiak (itik) betina berusia 4 - 6 bulan.

Daya tempuhnya beragam; ada itik yang berhasil menempuh 2000 m, tetapi ada juga yang hanya berhasil melambung sejauh 800 m.

Baca Juga: MK Tolak Uji Materi, KPU: Tidak Ada Perubahan Regulasi Pemilu 

Berbagai adat ritual khas Minangkabau tersebut yang masih dilestarikan hingga hari ini berhasil menghidupkan warna beragam bagi budaya Indonesia.

Bahkan, beberapa di antaranya terangkum dalam film terbaru persembahan Visinema berjudul Onde Mande!.

Bagi masyarakat Indonesia, menjaga warisan budaya adalah tanggung jawab bersama untuk melestarikannya bagi generasi mendatang.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: VISINEMA PICTURES

Tags

Terkini

Terpopuler