Tokoh Pendiri OPM Sebut Veronica Koman Tidak Punya Hak Bicara Tentang Papua

- 9 Mei 2021, 09:29 WIB
Pasukan setan pemburu KKB Papua, Yonif 315 Garuda.
Pasukan setan pemburu KKB Papua, Yonif 315 Garuda. /Instagram @yonif_315_garuda

KABARMEGAPOLITAN.COM - Insiden rasis yang terjadi di Surabaya sempat makin kisruh karena adanya pernyataan kontoversi dari Veronica Koman yg saat ini menjadi tersangka dan melarikan diri ke Australia.  

Hal tersebut membuat seorang tokoh senior Papua yang juga pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nicholas Messet kembali menegaskan siapa veronica Koman sebenarnya.

Dia mengatakan Veronica Koman selalu melakukan provokasi dari pelariannya di Australia, dan sama sekali tidak punya hak untuk bicara masalah Papua.

Baca Juga: Ketua MPR RI : Negara Harus Tegas Untuk Hentikan Aksi Teror KKB di Papua

"Anda, Veronica Koman, bukan orang Papua. Anda tidak lebih dari seorang provokator,” ujar Nicholas Messet, salah seorang mantan tokoh senior pendiri OPM, dalam acara webinar “Memahami Papua, serta Upaya Penyelesaian Secara Kolaboratif dan Holistik", Sabtu.

Nick Meset mengatakan dalam kondisi sekarang sudah tidak ada lagi keraguan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam membangun Papua. Karena itu, berbagai pihak yang selalu memprovokasi masyarakat, agar menghentikan aktivitasnya.

“Anda hanya mencari keuntungan atas kekisruhan ini. Saya harap, Anda Veronica Koman jangan campuri lagi urusan Papua, Anda adalah provokator yang pengecut bersembunyi di luar negeri,” ujar Nick Messet

Baca Juga: Sering Dijadikan Jus, Buah Ini Bisa Sebabkan Alergi

Beberapa waktu sebelumnya Veronica Koman dikenal setelah terjadinya demonstrasi di Papua yang dipicu oleh insiden rasis di Surabaya pada 4 September 2019. Veronica Koman ditetapkan sebagai tersangka, karena dituduh telah melakukan penghasutan dan memprovokasi melalui media sosial, saat ini berada dalam pelariannya di Australia.

Menurut Nicholas Youwe, masih ada kelompok kriminal di Papua, tapi eksistensinya sudah semakin melemah, yaitu OPM tersebar dalam empat faksi, yaitu Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dengan Presiden Victor Yeimo.

Baca Juga: Ditanggapi Netizen, Raul Lemos Kirim Emoji Saat Aurel dan Atta Umumkan Kehamilan

Kemudian, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dengan Presiden Benny Wenda, OPM Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (OPM-TPNPB) dipimpin Jeffrey Bolmanak, dan Kelompok Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) dengan Presiden Forkorus Yaboisembut.

“Sekarang dengan pendekatan antropologi budaya yang dilakukan pemerintah pusat di Jakarta, pemberdayaan masyarakat adat dan hak-hak masyarakat adat di Papua harus menjadi perhatian. Orang Papua harus segera bangkit dari keterpurukan,” kata Nicholas Messet***

 

Disclaimer: Artikel ini telah mengalami proses penyuntingan karena sumber berita juga melakukan perbaikan di bagian foto dan narasumber dari sebelumnya Nicholas Youwe menjadi Nicholas Messet.

Proses penyuntingan ini bermaksud untuk meluruskan informasi dan mengoreksi fakta yang diberikan.

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah