Lakukan Cek Efektifitas, BNPB Temukan Alat Peringatan Dini Longsor di Bangli Dalam Keadaan Rusak

19 Agustus 2021, 11:20 WIB
Pemeriksaan alat peringatan dini longsor berbasis masyarakat yang dipasang di wilayah Kabupaten Bangli, Provinsi Bali oleh tim BNPB dan UGM /BNPB

KABARMEGAPOLITAN.COM – Alat peringatan dini longsor berbasis masyarakat yang dipasang di wilayah Kabupaten Bangli, Provinsi Bali diketahui tidak dapat berfungsi.

Padahal alat ini dipasang lima tahun lalu di Desa Batu Dinding, Kecamatan Kintamani, yang memiliki potensi tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi.

Tercatat, pada 9 Februari 2017 lalu, tanah longsor yang terjadi di kabupaten ini mengakibatkan 13 warga meninggal dunia dan 8 lainnya luka-luka, serta 5 unit rumah rusak.

Dalam pengecekan efektifitas peralatan yang dilakukan BNPB didapati kendala baterai yang sudah habis sehingga alat sensor tidak berfungsi.

Pengecekan dan evaluasi ini dilakukan BNPB bersama Universitas Gajah Mada (UGM) yang mengembangkan perangkat bagian dari sistem peringatan dini tanah longsor atau landslide early warning system (LEWS).

Selain masalah baterai, ditemukan hama semut yang ternyata dapat menyebabkan sensor menjadi malfungsi.

Baca Juga: Cara Mudah Urus e-KTP Hilang atau Rusak, Cukup Siapkan Dokumen Ini

 

Tim juga menemukan kondisi tanah yang tergerus aliran sungai, merusak ekstensometer yang terpasang di dekat bantaran sungai.

Pengecekan alat peringatan dini tanah longsor dilakukan sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI).

Menanggapi hal tersebut,  Bupati Bangli mengharapkan penyusunan RSNI Alat Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat dapat menghasilkan SNI yang efektif untuk menyelamatkan jiwa masyarakat yang terpapar potensi bahaya tanah longsor di wilayahnya.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan produk SNI yang dapat memberikan informasi secepat mungkin kepada masyarakat yang berpotensi terdampak longsor, dimana di Kabupaten Bangli sendiri sudah terjadi dua kali longsor di tahun 2021 ini,” ujar Sang Nyoman Sedana Arta di rumah dinas, Bangli, pada Rabu (18/8).

Kecamatan Bangli termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis inaRISK, sebanyak 4 kecamatan berada pada potensi tersebut.

Baca Juga: 75 Rumah di Cibuaya Karawang Rusak Berat Akibat Abrasi Pantai

Pada 9 Februari 2017 lalu, tanah longsor yang terjadi di kabupaten ini mengakibatkan 13 warga meninggal dunia dan 8 lainnya luka-luka, serta 5 unit rumah rusak.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB Mohd. Robi Amri juga menyampaikan informasi bahwa pada tahun 2022 mendatang Provinsi Bali akan menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Ia menyampaikan, kegiatan internasional ini akan hadir perwakilan dari 162 negara anggota.

“Salah satu tujuan field trip yang direncanakan adalah kunjungan pada wilayah yang terpasang alat peringatan dini longsor di wilayah Kintamani dan kunjungan ke Museum Batur,” ujar Robi.

Ia juga berharap momen tersebut bisa menjadi kesempatan untuk mempromosikan Kabupaten Bangli kepada komunitas internasional, khususnya dalam konteks pengurangan risiko bencana tanah longsor.

***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler