Bela Israel, Direktur Badan PBB untuk Palestina Ditarik dari Gaza

4 Juni 2021, 19:27 WIB
Ilustrasi Konflik Israel - Palestina /Pixabay/Hony Sala

KABARMEGAPOLITAN.COM  – Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) telah memanggil kembali direkturnya di Gaza setelah menghadapi ancaman atas pernyataan yang dituduh memuji Israel saat serangan selama perang Gaza bulan lalu.

UNRWA merupakan badan yang menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan penting lainnya di wilayah Gaza yang terdampak konflik.

Pada Kamis, 3 Juni 2021, badan tersebut mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin tentang ancaman yang diterima oleh perwakilannya.

Hal ini dipicu setelah direktur UNRWA, Matthias Schmale, memberikan pernyataan yang oleh sebagian pihak dinilai membela Israel.

Menurut laporan,  Schmale dan wakilnya telah dipanggil kembali ke markas UNRWA di Jerusalem timur.

Baca Juga: Olympiade Tokyo Terancam Dibatalkan Pasca Anggota Dewan Komite Olimpiade Jepang Kecam Penyelenggara

Dalam sebuah wawancara dengan TV Channel 12 Israel bulan lalu, Schmale ditanya tentang pernyataan pejabat Israel bahwa serangan udara yang dilakukan selama perang 11 hari dengan penguasa militan Hamas di wilayah itu sangat tepat.

"Saya bukan ahli militer tetapi saya tidak akan membantahnya," jawab Schmale dikutip KABARMEGAPOLITAN.COM dari AP.

Ia menambahkan bahwa ada "kecanggihan besar" dalam cara Israel menyerang sasaran. Tetapi dia juga mengatakan rekan-rekannya menyebut bahwa serangan itu jauh lebih ganas dalam dampaknya daripada perang Gaza tahun 2014.

Schmale kemudian menyatakan penyesalan atas pernyataan itu dan mengatakan kematian warga sipil tidak dapat diterima.

"Banyak orang tewas atau terluka parah oleh serangan langsung atau kerusakan tambahan akibat serangan," tulisnya di Twitter.

“Di tempat berpenduduk padat seperti Gaza, serangan apa pun akan memiliki efek merusak yang sangat besar pada orang dan bangunan,” lanjutnya.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Usulkan Penerapan Kembali Ganjil Genap Saat PPKM Mikro

Pernyataan Schmale diedarkan secara luas di media Israel dan online, dan oleh para pendukung Israel pernyataan tersebut digunakan sebagai dukungan atas perilaku mereka.

Hal itu memicu kemarahan di antara orang-orang Palestina.

Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza selama perang 11 hari, di mana Hamas dan kelompok militan lainnya menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel.

Sedikitnya 254 orang tewas di Gaza, termasuk 67 anak-anak dan 39 wanita menurut kementerian kesehatan Gaza.

Hamas telah mengakui kematian 80 militan. Dua belas warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel, bersama dengan satu tentara.

UNRWA menyediakan layanan penting untuk sekitar 5,7 juta pengungsi di Tepi Barat yang diduduki, Gaza, Yordania, Lebanon dan Suriah. Mereka termasuk orang-orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari wilayah yang diklaim oleh Israel.

Badan ini memberikan bantuan makanan dan layanan penting lainnya di Gaza, yang telah berada di bawah blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan saingan Palestina pada 2007.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2 juta adalah pengungsi terdaftar. Pada puncak perang, sekitar 70.000 warga Gaza berlindung di sekolah-sekolah naungan UNRWA.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler