KABARMEGAPOLITAN.com – Artikel berikut menampilkan syarat, rukun, dan wajib haji yang perlu diketahui jemaah agar ibadah haji dinilai sah.
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Adapun hukum pelaksanaannya adalah wajib bagi muslim yang telah memenuhi syarat dan diwajibkan hanya sekali seumur hidup.
Perintah untuk melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu terdapat dalam Q.S Ali ‘Imran Ayat 97, yang berbunyi:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ.
Fihi aayatum bayyin aatum maqaamu ibraahim, wa man dakholahu kaana aaminaa, walillahi 'alan-naasi hijjul-baiti manistatho'a ilaihi sabiila, wamang kafara fa innallaha ghaniyyun 'anil-'alamin.
Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (Q.S. Ali 'Imran : 97).
Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika waktu wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nahr (10 Dzulhijjah), dan hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Dalam melaksanakan ibadah haji, terdapat syarat, rukun, dan wajib haji yang perlu diketahui jemaah agar ibadah haji dinilai sah.