Sejarah Hari Bulutangkis Sedunia yang Diperingati Setiap 5 Juli, Bermula dari Istana Di London

- 5 Juli 2022, 17:30 WIB
Mengenal sejarah badminton pada Hari Bulutangkis Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juli
Mengenal sejarah badminton pada Hari Bulutangkis Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juli /eric anada/Pexels

KABARMEGAPOLITAN.com – Pecinta olahraga bulutangkis atau badminton mungkin sudah mengetahui, bahwa setiap tanggal 5 Juli diperingati sebagai Hari Bulutangkis Sedunia.

Menjelang peringatan Hari Bulutangkis Sedunia, tak ada salahnya jika kita juga sama-sama mengenal sejarah olahraga favorit banyak orang ini.

Dilansir dari laman pbsi.id, sebagian orang mungkin hanya mengetahui bahwa bulutangkis atau badminton berasal dari sebuah rumah atau istana di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 km sebelah barat London, Inggris.

Baca Juga: CETAK SEJARAH! Nayeon TWICE Jadi Artis Solo K-Pop Pertama yang Masuk 10 Besar Billboard 200

Badminton House, nama istana tersebut, merupakan saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai berkembang hingga menjadi yang kita ketahui saat ini.

Pada bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya, pada abad ke-17 menjadi aktivis dari olahraga ini.

Namun, Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan tersebut mulai dikenal di kalangan atas, lalu semakin menyebar.

Fakta menariknya, badminton atau bulutangkis ini menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat.

Baca Juga: Dr Zaidul Akbar Beberkan 6 Cara Menurunkan Tensi Darah, Apa Saja? Berikut Informasinya

Namun, mungkin tak banyak yang tahu bahwa ternyata nama awal badminton adalah battledore. Awal mula permainan battledore yang menggunakan shuttlecock juga masih menjadi misteri.

Zaman dulu, orang-orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.

Permainan tersebut sudah dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2.000 tahun yang lalu di India, Jepang, Siam (Thailand), Yunani, dan Cina.

Uniknya, di Inggris, ditemukan kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Idul Adha Lengkap! Untuk Imam, Makmum, dan Diri Sendiri

Pada tahun 18400-an dan 1850-an, keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini.

Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980), anak-anak Duke yang terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan inilah yang mulai memainkannya di ruang depan.

Lama-kelamaan, mereka bosan dengan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian erentangkan tali di antara pintu dan perapian, lalu bermain dengan menyeberangkan shuttlecock melewati tali itu, dan itulah awal mula net tercipta.

Pada akhir 1850-an, mulailah dikenal jenis permainan baru. Lalu pada tahun 1860-an, ada seorang penjual mainan dari London, yang mungkin juga penyedia peralatan battledore, bernama Isaac Spratt, menulis 'Badminton Battledore – a new game'.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Olahan Daging Kurban yang Lezat, Cocok untuk Dijadikan Santapan Bersama Keluarga

Tulisan itu menggambarkan terjadinya evolusi permainan Badminton House.

Soal shuttlecock, bagaimana bisa benda itu terbentuk seperti sekarang, yang terdiri dari kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas?

Bahan-bahan untuk membuat shuttlecock memang dapat ditemukan di alam. Bentuk kepalanya yang bulat juga sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.

Ada yang berpendapat bahwa ada seseorang yang sedang duduk di kursi, dengan meja tulis di depannya. Ia melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh.

Tanpa sengaja, ia mengambil tutup botol yang terbuat dari gabus, kemudian menancap-nancapkan pena yang saat itu terbuat dari bulu unggas.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Minuman dari Daun Kelor, dr Zaidul Akbar Ungkap Bisa Jadi Obat Penghancuran Kanker

Beberapa pena tertancap, dan jadilah bentuk sederhana sebuah shuttlecock.

Cerita tersebut memang belum ada buktinya. Namun, terbentuklah alat permainan seperti itu yang tiap kawasan memiliki bentuk yang berbeda. 

Pada tahun 1840-an dan 1850-an, keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: PBSI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x