Zelensky Serukan Kehati-hatian Terhadap Janji Rusia Usai Perundingan Damai dilakukan, Ini Alasannya

- 30 Maret 2022, 16:06 WIB
Presiden Volodymyr Zelensky: Rusia Culik dan Bunuh Walikota di Seluruh Ukraina
Presiden Volodymyr Zelensky: Rusia Culik dan Bunuh Walikota di Seluruh Ukraina /Kolase Istimewa/

KABARMEGAPOLITAN.COM - Rusia dan Ukraina menjalani perundingan damai untuk yang kedua kalinya di Istanbul, Turki pada 29 Maret 2022 kemarin.

Sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan secara langsung menghubungi Vladimir Putin untuk membahas mengenai penarikan pasukan Rusia dan menghentikan perang di Ukraina.

Dalam perundingan damai tersebut diwakili oleh negosiator dari Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: RESMI! Link Streaming Tokyo Verdy vs FC Ryukyu J2 League Hari Ini Rabu 30 Maret 2022 Kick-off Pukul 17.00 WIB

Hasil dari negosiasi tersebut menyebutkan Rusia berjanji akan menarik pasukannya jika Ukraina bersikap netral dan tidak membiarkan negara asing menduduki pangkalan militernya.

Dalam negosiasi tersebut juga dinilai ada sinyal positif untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina.

Mengenai hal tersebut, Volodymyr Zelensky lantas tak langsung percaya pada janji Rusia.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Depok dengan judul "Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Tak Percaya Dengan Janji Rusia, Ini Alasannya".

Mengenai negosiasi perdamaian baru-baru ini, Volodymyr Zelensky menyerukan kehati-hatian.

Baca Juga: Sinopsis Film Interstellar, Misi Menemukan Planet Baru Layak Huni Pengganti Bumi

“Tentu saja, kami melihat semua risikonya. Tentu saja, kami tidak melihat alasan untuk mempercayai kata-kata perwakilan tertentu dari suatu negara yang terus berjuang untuk kehancuran kami,” kata Zelensky seperti dikutip dari The Guardian.

Ia menjelaskan, orang Ukraina bukanlah orang yang naif.

Sejauh ini, Ukraina telah belajar selama 34 hari invasi berlangsung dan selama delapan tahun terakhir perang di Donbas.

Menurutnya Ukraina hanya percaya dengan hasil nyata dari Rusia.

Meski demikian, Zelensky mengatakan Ukraina bersedia bernegosiasi dan akan melanjutkan proses negosiasi.

“Harus ada keamanan nyata bagi kita, untuk negara kita, untuk kedaulatan, untuk rakyat kita. Pasukan Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan. Kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina harus dijamin. Tidak ada kompromi pada kedaulatan dan integritas teritorial kita dan tidak akan ada,” ujarnya.

Baca Juga: Resmi Gabung Klub Liga 1 Indonesia, Ronaldinho: Saya Akan Segera Datang

Menurutnya, negara-negara tertentu bahkan tidak boleh berharap bahwa negosiasi tertentu akan memfasilitasi pencabutan sanksi terhadap Federasi Rusia.

“Sanksi harus diperkuat. Diintensifkan mingguan dan mereka harus efektif. Bukan hanya untuk berita utama di media bahwa sanksi telah dijatuhkan, tetapi untuk perdamaian sejati,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan masih harus dilihat kemungkinan Rusia akan menindaklanjuti janjinya untuk mengurangi operasi militernya di Ukraina utara.

Menurutnya, Washington dan sekutunya akan mempertahankan sanksi dan terus memberikan bantuan ke Ukraina untuk sementara.

“Saya tidak membaca apa pun sampai kita melihat apa tindakan mereka,” kata Joe Biden tentang Rusia pada konferensi pers Gedung Putih.

Baca Juga: Krisis Keuangan FK Senica Makin Menjadi, Bagaimana Nasib Egy Maulana dan Witan Sulaeman?

Untuk diketahui, pada hari dilakukan negosiasi, sedikitnya 12 orang tewas dan 33 luka-luka karena rudal Rusia menghantam sebuah gedung pemerintah daerah di Kota Mykolaiv, Ukraina selatan.

Sebuah serangan udara Rusia menghantam gedung pemerintah sembilan lantai sebelum pukul 9 pagi waktu setempat pada hari Selasa, sehingga menghancurkan sebagian besar bangunan dan membuat orang terjebak di bawah puing-puing.

"Jenazah 12 orang telah ditemukan dari lokasi kehancuran dan 33 orang terluka," kata badan darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan di Telegram.***(Filio Duan/PR Depok)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah