Kumpul di Semarang, Ratusan Akademisi Internasional Definisikan Ulang Peran Agama Hadapi Krisis Global

29 Januari 2024, 19:38 WIB
Kumpul di Semarang, Ratusan Akademisi Internasional Definisikan Ulang Peran Agama Hadapi Krisis Global/Kemenag /

KABARMEGAPOLITAN.com - Sebentar lagi, Semarang akan menjadi pusat perhatian para akademisi Indonesia dan dari berbagai negara yang berkumpul dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23.

Acara prestisius ini, yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian, akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada tanggal 1 hingga 4 Februari 2024.

Tidak hanya dihadiri oleh akademisi, tetapi juga para tokoh agama dari berbagai belahan dunia.

Mereka akan menyelami diskusi-diskusi dalam bingkai tema menarik, yaitu 'Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues'.

Baca Juga: Ribet! Masa Pinjaman Hannibal Mejbri Jadi Bencana bagi Manchester United, Kok Bisa?

Sejak tahap awal, panitia telah memilah sebanyak 1.957 artikel yang dikirimkan oleh para calon peserta konferensi. Dari seleksi tersebut, terpilihlah 328 paper terbaik.

Penulis-penulis hebat ini berasal dari 10 negara yang berbeda, seperti Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka.

Mereka akan berpartisipasi dalam konferensi ini dengan membentuk tiga kelompok, yaitu Invited Papers (80), Open Panel (100), dan Extended Panel (148).

"AICIS kali ini memiliki tujuan yang sangat jelas, yakni untuk mendefinisikan kembali peran agama, khususnya Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di panggung global," ungkap Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, di Jakarta, Senin, 29 Januari 2024.

Baca Juga: Posisi FINANCIAL PLANNING ANALYST di Mie Gacoan Masih Lowong, Buruan Apply!

Lebih lanjut, Wibowo menekankan, "Termasuk di dalamnya adalah peran agama dalam menguatkan persaudaraan kemanusiaan. Penyelenggaraan AICIS yang bersandingan dengan Hari Internasional Persaudaraan Manusia yang ditetapkan PBB sejak tahun 2020, setiap 4 Februari, semakin memperdalam makna konferensi ini."

Hari Persaudaraan Manusia Internasional diperingati sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan pada 4 Februari 2019, yang melibatkan Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus.

Dalam kelanjutannya, Zayed Award for Human Fraternity didirikan sebagai wujud nyata dari komitmen terhadap persaudaraan manusia.

Wibowo menyampaikan dengan bangga, "Alhamdulillah, pada tahun ini NU dan Muhammadiyah telah diakui sebagai penerima Zayed Award for Human Fraternity."***

Editor: Yuliansyah

Sumber: KEMENAG

Tags

Terkini

Terpopuler