Ternyata, Ini Penyebab Polusi Udara Meningkat di Jakarta

14 Agustus 2023, 11:10 WIB
Ilustrasi. Ternyata, Ini Penyebab Polusi Udara Meningkat di Jakarta/Dok. Freepik.com /

KABARMEGAPOLITAN.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa buruknya kualitas udara di Ibu Kota dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh musim kemarau.

"Memang biasanya dari Juli hingga September, musim kemarau mencapai puncaknya. Hal ini berdampak pada buruknya kualitas udara," ujar Asep dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 11 Agustus 2023 yang lalu.

Dalam konteks ini, Asep telah menyiapkan tiga strategi untuk mengendalikan polusi udara. Pertama, melalui pengaturan kebijakan dan regulasi yang lebih ketat.

Kedua, dengan mengurangi emisi pencemaran udara, salah satunya melalui uji emisi kendaraan dan promosi penggunaan transportasi umum.

Baca Juga: Pemkab Bogor Gercep Bantu Tangani Aduan Bayi Tertukar di RS Sentosa 

Terakhir, Asep mendorong warga untuk memeriksa kualitas udara sebelum beraktivitas di luar melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), atau Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

Asep menjelaskan bahwa dalam poin kedua, Dinas Lingkungan Hidup di wilayah Jabodetabek telah berkomitmen untuk mengurangi pencemaran udara dengan melakukan uji emisi kendaraan.

"Kami juga mengimbau warga untuk mengambil tindakan preventif guna mengurangi dampak, seperti menggunakan masker, membatasi aktivitas di luar ruangan, dan lain sebagainya," tambah Asep.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa kualitas udara cenderung memburuk saat musim kemarau, hal yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Duh! Jakarta Kembali Puncaki Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia 

"Ada fenomena menarik lainnya yang perlu dicermati, yaitu adanya siklus harian pada malam hari, dini hari, dan pagi. Kualitas udara cenderung lebih buruk daripada siang hingga sore hari karena adanya siklus harian tersebut," ujar Ardhasena.

Selain itu, Ardhasena juga menunjukkan bahwa lapisan inversi di wilayah perkotaan saat musim kemarau menyebabkan udara menjadi lebih dingin di lapisan bawah.

"Penjelasan ini juga mengapa kualitas udara di Jakarta cenderung lebih buruk di tingkat permukaan daripada di atas, karena kita hidup di dalam kawasan perkotaan," tambah Ardhasena.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler