Ingin Melakukan Kurban di Hari Idul Adha Tetapi Dari Hutang, Berikut Pesan Ustadz Adi Hidayat

28 Juni 2022, 09:10 WIB
Ilustrasi kurban idul Adha /ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.

KABARMEGAPOLITAN.COM - Ingin melakukan kurban di Hari Idul Adha tetapi dari hutang? berikut pesan Ustadz Adi Hidayat dapat anda simak dalam artikel ini.

Di Hari Raya Idul Adha tentunya semua umat Islam ingin melaksanakan ibadah kurban dan tentu saja setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.

Ada kalanya orang tetap ingin memaksakan diri untuk berkurban, bahkan menggunakan hutang untuk menutupi kekurangannya.

Bagaimana sebaiknya kita menyikapi situasi tersebut? Berikut ini penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat. 

Pertama, jika hutang itu merupakan hutang terbatas yang sekiranya ada tempo untuk bisa membayarnya dan telah diprediksi sebelumnya, maka hukumnya boleh.

Artinya, jika memang seseorang yakin bisa melunasi hutang tersebut dalam jangka waktu tertentu, maka sah-sah saja berkurban menggunakan uang pinjaman itu terlebih dahulu.

Hal yang perlu diingat adalah keluarga harus tahu bahwa kurban tersebut diperoleh dengan uang pinjaman.

Baca Juga: 5 Hukum Islam, Pengertian Beserta Contohnya, Muslim Wajib Tahu

Hal itu penting dilakukan sebagai antisipasi manakala ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi misalnya peminjam meninggal dunia sebelum hutang tersebut jatuh tempo sehingga keluarga sudah mengetahui adanya hutang yang harus dibayar.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Sragen Update dengan judul  Bolehkah Berkurban dengan Uang Hutang? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Kedua, jika kondisi betul-betul dalam keadaan sulit, maka tidak ada paksaan dalam menunaikan ketentuan syariat termasuk menunaikan ibadah kurban.

Hal itu karena sudah jelas bahwa agama Islam tidak pernah menyulitkan dan memberi beban kepada umatnya.

Maka, sebaiknya jangan dipaksakan berhutang demi bisa berkurban jika memang kondisinya belum mampu.

Sebab, hukum membayar hutang adalah wajib sementara menunaikan ibadah kurban bagi orang yang tidak mampu hanyalah sunnah muakkad.

Baca Juga: Bola Piala Dunia 2022 Ternyata Berasal dari Indonesia, Ini Informasi Tentang Al Rihla

Oleh karena itu, setiap orang harus tetap memperhatikan kondisi dan kemampuannya.

Meski demikian, niat dan tekad untuk menunaikan ibadah tidak boleh hilang.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa jika sekiranya memang ada barang-barang sekunder maupun tersier yang tidak begitu diperlukan, maka barang tersebut bisa dijual untuk menunaikan ibadah kurban.*** (sragen update/Belinda Safitri)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Sragen Update

Tags

Terkini

Terpopuler