Network
KABARMEGAPOLITAN.com - Para peneliti dalam jurnal Current Biology menemukan bahwa ubur-ubur kotak Karibia yang beracun dapat belajar hal-hal baru pada tingkat yang lebih kompleks daripada yang pernah kita ketahui - meskipun mereka tidak memiliki otak terpusat.
Para ilmuwan berpendapat bahwa ini bisa mengubah cara kita memahami otak manusia.
Ubur-ubur sejauh ini sering dianggap sebagai makhluk yang sederhana dan terbatas dalam kemampuan belajar mereka, dengan para ilmuwan berpendapat bahwa sistem saraf yang lebih maju menyebabkan potensi belajar yang lebih maju.
Namun, dengan hanya 1.000 sel saraf, ubur-ubur sekarang menantang konsensus ini.
Baca Juga: Kisah Amsterdam: Ibu Kota Eropa yang Melawan Wisatawan Nakal
Cnidaria - istilah payung untuk ubur-ubur dan saudara-saudaranya - dipercayai sebagai hewan paling awal yang telah mengembangkan sistem saraf.
Profesor Anders Garm, seorang neurobiolog di Universitas Copenhagen, mengatakan: "Dulu diasumsikan bahwa ubur-ubur hanya dapat mengelola bentuk-bentuk pembelajaran yang paling sederhana, termasuk habituasi - kemampuan untuk terbiasa dengan rangsangan tertentu, seperti suara konstan atau sentuhan konstan. Sekarang, kita melihat bahwa ubur-ubur memiliki kemampuan belajar yang lebih halus dan mereka sebenarnya dapat belajar dari kesalahan mereka. Dan dalam melakukan itu, memodifikasi perilaku mereka."
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ubur-ubur dapat menilai jarak dan membuat keputusan.
"Eksperimen kami menunjukkan bahwa kontras - seberapa gelap akar tersebut dibandingkan dengan air - digunakan oleh ubur-ubur untuk menilai jarak ke akar, yang memungkinkan mereka berenang menjauh pada saat yang tepat," jelas Prof. Garm menurut The Sun.
