Menurut teks Yunani kuno, Romawi, dan Asyur , taman-taman ini ditanam di atas pilar dan atap batu.
Baca Juga: Terungkap! Ini Sisi Gelap Zodiak Virgo yang Tersembunyi
Mereka terdiri dari pohon dan fauna yang ditemukan di pegunungan Babilonia.
Mereka memberi keteduhan bagi manusia dan mendinginkan interior bangunan.
Viking juga menggunakan atap hijau selama Abad Pertengahan untuk bertahan hidup di iklim yang keras di wilayah mereka.
Atap hijau ini dibangun menggunakan tanah dan rumput, dengan substrat dan selaput penahan air yang terbuat dari kayu birch.
Baca Juga: Daftar 10 Batik Terpopuler di Indonesia, Ada yang Bisa Nebak?
Atap memberikan perlindungan dari cuaca yang keras, insulasi yang baik selama bulan-bulan musim dingin, dan interior yang sejuk di musim panas.
Atap hijau modern dimulai pada awal abad ke-20 di Jerman.
Gerakan ini dikatakan telah dimulai ketika Gerda Gollwitzer dan Werner Wirsing menerbitkan buku mereka yang berjudul “Area Atap yang Dihuni, Layak dan Ditutupi oleh Vegetasi.”