Rusia Lakukan Gencatan Senjata dan Hentikan Serangan Demi Evakuasi Warga Sipil di Pabrik Baja Azovstal

- 26 April 2022, 10:48 WIB
Kondisi Pabrik Baja Azovstal Mariupol yang dikepung pasukan Rusia.
Kondisi Pabrik Baja Azovstal Mariupol yang dikepung pasukan Rusia. /Reuters/Chingis Kondarov/

KABARMEGAPOLITAN.COM - Rusia dan Ukraina masih dalam kondisi saling serang dan mempertahankan wilayah saat ini.

Meski perundingan damai sudah dilakukan, nampaknya Rusia dan Ukraina belum menemukan kesepakatan untuk mengakhiri perang senjata yang sudah berlangsung selama dua bulan ini.

Sejak 24 Februari 2022 lalu, Rusia sudah memborbardir habis-habisan kota-kota besar di Ukraina.

Kerugian besar juga dialami Ukraina, mulai dari fasilitas militernya yang rusak, gedung-gedung dan rumah yang hancur karena ledakan rudal, hingga warga sipil yang ikut menjadi korban jiwa.

Baca Juga: 5 Tips Cegah Kantuk Saat Berkendara Agar Tetap Aman dan Selamat Sampai Tujuan

Sejak awal invasi, Rusia menargetkan kota pelabuhan Mariupol sebagai kota yang ingin ditaklukan.

Saat ini pula pasukan Moskow masih menyerang Mariupol hingga pabrik baja Azovstal, yang di dalamnya masih terdapat warga sipil yang terjebak.

Namun, pada Senin, 25 April 2022, Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata di sekitar pabrik baja Azovstal di kota Mariupol.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Lingkar Kediri dengan judul "Rusia Mendadak Hentikan Serangan pada Ukraina, Ternyata Alasannya Sangat Manusiawi".

Gencatan senjata ini dilakukan untuk evakuasi warga sipil dari daerah tersebut.

Mengeluarkan pernyataan pada hari Senin, kementerian pertahanan mengatakan, "Mulai pukul 14:00 waktu Moskow (1100 GMT) pada 25 April 2022, secara sepihak akan menghentikan permusuhan apa pun, menarik unit ke jarak yang aman dan memastikan penarikan warga sipil."

Baca Juga: Profil dan Biodata Ziva Magnolya, Si Merdu Jebolan Indonesian Idol, Lengkap Pendidikan, Keluarga, Medsos

Kementerian juga mengatakan bahwa Kyiv harus menunjukkan kesiapan untuk memulai upaya evakuasi dengan mengibarkan bendera putih di pabrik baja.

Informasi ini akan dikomunikasikan kepada orang-orang di dalam Azovstal "melalui saluran radio" setiap setengah jam, katanya lebih lanjut.

Pabrik baja Azovstal saat ini merupakan benteng terakhir perlawanan Ukraina sejak awal perang pada 24 Februari.

Pengumuman gencatan senjata datang sehari setelah militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia berusaha menyerbu pabrik, meskipun pernyataan sebelumnya dari Presiden Vladimir Putin bahwa kompleks itu tidak perlu diambil.

"Kami mengambil korban, situasinya kritis. kami memiliki sangat banyak orang yang terluka, (beberapa) sekarat, ini (situasi) yang sulit yang meliputi senjata, amunisi, makanan, obat-obatan. Situasinya memburuk dengan cepat," Serhiy Volyna, komandan pasukan brigade Marinir ke-36 Ukraina di Mariupol.

Pada hari Jumat, Rusia mengatakan pejuang Ukraina dan tentara bayaran asing diblokade dengan aman di Azovstal.

Baca Juga: 25 April Sebagai Hari Malaria Sedunia: Tujuan, Fakta, dan Sejarahnya

Mariupol saat ini adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampak serangan Rusia di Ukraina.

Pada hari Sabtu, upaya evakuasi baru di kota itu "digagalkan" oleh pasukan Rusia, setelah Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa akan ada upaya lain untuk memindahkan perempuan, anak-anak dan orang tua.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdoğan mengadakan diskusi melalui telepon mengenai situasi yang berlaku di Mariupol.

Melalui Twitter, Zelensky mengatakan dia "menekankan perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang diblokir," dalam diskusinya dengan Erdogan.***(Haniv Avivu/Lingkar Kediri)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Lingkar Kediri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah