Kerusakan Bangunan dan Infrastruktur Ukraina Akibat Invasi Capai Nilai 60 Miliar Dolar, Ungkap Bank Dunia

- 23 April 2022, 14:17 WIB
Bangunan yang rusak akibat invasi Rusia dan Ukraina.
Bangunan yang rusak akibat invasi Rusia dan Ukraina. /Reuters

KABARMEGAPOLITAN.com - Presiden World Bank-Bank Dunia, David Malpass pada Kamis mengungkapkan bahwa kerusakan bangunan dan infrastruktur Ukraina akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia, sejauh ini mencapai 60 miliar dolar.

Berdasarkan laman Reuters, Malpass mengungkapkan di konferensi Bank Dunia, tentang bahasan kebutuhan bantuan keuangan Ukraina, bahwa perkiraan tersebut tidak termasuk biaya ekonomi yang meningkat dari perang ke Ukraina.

“Tentu saja perang masih berlangsung, jadi biayanya meningkat,” ungkap Malpass, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Tambah Prestasi Lagi, MV 'Fake Love' BTS Tembus Angka 1,1 Miliar View di YouTube

Dalam konferensi tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya secara virtual menguraikan biaya dan kebutuhan Ukraina jauh lebih besar.

Dia mengungkapkan bahwa Ukraina membutuhkan 7 miliar dolar setiap bulannya untuk menanggung kerugian ekonomi atas invasi yang dilakukan Rusia ke negaranya.

“Dan kita akan membutuhkan ratusan miliar dolar untuk membangun kembali semua ini, nanti," tambah Zelensky dikutip dari laman Reuters.

Lebih lanjutaia menambahkan kepada peserta konferensi bahwa Rusia harus segera dikeluarkan dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.

Baca Juga: Drama Romantis Celine Dion ‘It’s All Coming Back to Me’ Akan Tayang Perdana Februari 2023, Intip Spoilernya

Dirinya juga menambahkan bahwa semua negara harus segera bersiap dalam memutuskan hubungan mereka dengan Rusia.

Menteri Keuangan Amerikas Serikat, Janet Yellen sebelumnya mengatakan pada konfersensi di sela-sela musim semi IMF dan Bank Dunia, bahwa AS akan memberi bantuan non-militer langsung menjadi 1 miliar dolar kepada Ukraina.

Pada konferensi pers, Yellen mengatakan Rusia harus menanggung sebagian biaya pembangunan kembali Ukraina yang jumlahnya sangat besar.

Namun, lebih lanjut ia memperingatkan bahwa menggunakan cadangan bank sentral Rusia yang disita di AS untuk membangun kembali Ukraina akan menjadi ‘langkah signifikan’ yang memerlukan diskusi dan kesepakatan mitra internasional.

Baca Juga: Canggih! Para Peneliti Jepang Kembangkan Sumpit Listrik yang Dapat Meningkatkan Rasa Asin

“Itu adalah salah satu yang anda harus hati-hati memikirkan konsekuensinya, saya tidak ingin melakukannya dengan enteng,” kata Yellen, dikutip dari Reuters.

Denys Shmyhal, Perdana Menteri Ukraina yang menghadiri konferensi secara langsung membahas potensi turunnya GDP Ukraina.

GDP Ukraina menurutnya dapat turun 30 persen sampai 50 persen dengan kerugian langsung dan tidak langsung mencapai 560 miliar dolar sejauh ini.

Berdasarkan data Bank Dunia, jumlah tersebut lebih dari tiga kali ukuran ekonomi Ukraina yang pada 2020, jumlahnya adalah 155,5 miliar dolar.

Baca Juga: TWICE Jadi Grup KPop Pertama yang Gelar Konser 3 Hari di Tokyo Dome, Tiket Terjual Habis Seketika

Shymyal mengungkapkan jika saat ini perang tidak dihentikan bersama-sama, maka kerugian akan terus meningkat secara dramatis.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Ukraina akan membutuhkan rencana pembangunan kembali yang sama dengan The Post- World War Two Marshall Plan yang membantuk membangun kembali Eropa setelah dilanda perang.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah