KABARMEGAPOLITAN.COM – Australia dikejutkan dengan serangan wabah jutaan tikus yang merusak lahan pertanian dan meneror penduduk desa.
Menghadapi hal itu, pemerintah berencana menggunakan racun dan mengembangkan teknologi gen untuk mensterilkan tikus-tikus yang mewabah.
Penduduk di sekitar pedesaan telah berperang selama enam bulan melawan serangan tikus rumah liar, yang telah menggerogoti kabel pada peralatan rumah tangga, persediaan air yang tercemar dan bahkan menggigit pasien di ranjang rumah sakit.
Para petani di New South Wales, negara bagian yang terkena dampak paling parah, memperingatkan bahwa kerugian akibat wabah tikus mencapai AUS$1 miliar (Rp11 T) karena gagal panen dan umpan beracun musim ini.
Para ilmuwan mengatakan wabah itu didukung oleh kondisi cuaca yang menguntungkan setelah bertahun-tahun kekeringan dan panen gandum terbesar kedua tercatat di Australia.
Baca Juga: Ketua Satgas Minta Penanganan Pasien COVID-19 di RSUD Lukmonohadi Kudus Segera Dibenahi
Otoritas negara bagian telah mengusulkan penggunaan napalm dengan mengizinkan petani menggunakan racun bromadiolone terhadap tikus, yang telah memicu perdebatan sengit mengenai dampak lingkungannya.
Paket kontrol tikus senilai AUS$50 juta (Rp548 M) yang diluncurkan pekan ini mencakup rencana untuk mengembangkan teknologi "penggerak gen" untuk mensterilkan tikus.
Menurut para petani, wabah tikus yang menyerang Australia terjadi sangat parah dengan tikus-tikus menggigit kabel di mesin pencuci piring dan menyebabkan banjir serta berlarian di sekitar atap dan dinding.