Elon Musk Ambil Alih Twitter, Kelompok HAM Malah Khawatir

27 April 2022, 18:48 WIB
Elon Musk Ambil Alih Twitter, Kelompok HAM Malah Khawatir /DADO RUVIC/REUTERS

KABARMEGAPOLITAN.com – Elon Musk yang secara resmi telah membeli platform media sosial Twitter rupanya memberikan kekhawatiran kepada Kelompok Pembela Hak Asasi Manusia (HAM).

Kekhawatiran mereka terkait dengan pernyataan Musk yang ingin agar Twitter nantinya menjadi media dalam mengemukakan kebebasan berbicara.

Dilansir dari laman Reuters, Musk sendiri menggambarkan kebebasan berbicara sebagai dasar dari ‘demokrasi yang berfungsi’.

“Terlepas dari siapa pemilik Twitter, perusahaan memiliki tanggung jawab Hak Asasi Manusia untuk menghormati hak orang-orang di seluruh dunia yang bergantung pada platform.” ungkap Deborah Brown, peneliti digital dan advokat di Human Rights Watch, dikutip dari laman Reuters.

Baca Juga: 2 Juta Anak di Afrika Terancam Kelaparan, PPB Temukan Penyebabnya

“Perubahan pada kebijakan, fitur, dan algoritme, besar, kecil dapat memberikan dampak yang tidak proporsional dan terkadang menghancurkan, termasuk kekerasan offline.” lanjutnya.

“Kebebasan berekspresi bukanlah hak mutlak, itulah sebabnya Twitter perlu berinvestasi dalam upaya untuk menjaga keamanan penggunanya yang paling rentan di platform” tambahnya.

Kekhawatiran yang diajukan kelompok tersebut tidak segera ditanggapi oleh Twitter.

Selain kelompok HAM, Amnesty Internasional juga memberikan pendapatnya atas keputusan yang mungkin dilakukan Twitter setelah Musk mengambil alih.

Baca Juga: Hati-hati Unai Emery dan Villarreal! This Is Anfield, Stadion Angker LIverpool

“Hal terakhir yang kami butuhkan adalah Twitter yang dengan sengata menutup mata terhadap kekerasan dan ucapan kasar terhadap pengguna, terutama mereka yang paling terpengaruh secara proporsional termasuk wanita, orang nonbiner dan lainnya” kata Michael Kleinman, pada Senin, dikutip dari Reuters.

Michael Kleinman sendiri merupakan Direktur Tekonologi dan Hak Asasi Manusia di Amnesty International USA.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler