"Ada fenomena menarik lainnya yang perlu dicermati, yaitu adanya siklus harian pada malam hari, dini hari, dan pagi. Kualitas udara cenderung lebih buruk daripada siang hingga sore hari karena adanya siklus harian tersebut," ujar Ardhasena.
Selain itu, Ardhasena juga menunjukkan bahwa lapisan inversi di wilayah perkotaan saat musim kemarau menyebabkan udara menjadi lebih dingin di lapisan bawah.
"Penjelasan ini juga mengapa kualitas udara di Jakarta cenderung lebih buruk di tingkat permukaan daripada di atas, karena kita hidup di dalam kawasan perkotaan," tambah Ardhasena.***