3 Desa Asli Bali Yang Wajib Dikunjungi, Aturan Adatnya Bikin Kagum, Gaes!

- 26 Februari 2023, 06:15 WIB
Ilustrasi. Desa asli di Bali.
Ilustrasi. Desa asli di Bali. /Pixabay/DEZALB

KABARMEGAPOLITAN.com - Masyarakat Bali yang masih memegang teguh tradisi dan budaya memiliki desa yang indah dan di beberapa tempat cukup unik.

Ada tiga desa kuno di Bali yang banyak dikenal oleh wisatawan, yaitu Desa Tenganan, Desa Trunyan dan Desa Penglipuran.

Desa-desa unik ini dihuni oleh Bali Mula (mula berarti 'awal' atau 'asli' dalam bahasa Bali), terkadang disebut juga dengan Bali Aga (penduduk asli Bali).

Bali Mula adalah penduduk pertama yang menghuni pulau Bali sebelum penduduk Jawa bermigrasi ke Bali.

Sementara itu ada beberapa perbedaan antara Bali Mula dengan pendatang Bali (dari Jawa), terutama untuk upacara kematiannya.

Bali Mula melakukan upacara kematian dengan menguburkan jenazah, sedangkan pendatang Bali menyelesaikan kematian dengan membakar jenazah.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Terbaik di Maluku yang Tersembunyi Wajib Kamu Datangi 

Berikut tiga Desa Asli Bali yang wajib Anda kunjungi saat berlibur ke Bali.

1. Tenganan Village

Di desa yang memiliki luas sekitar 917,2 hektar ini, Anda bisa menemukan bagaimana Bali masih tradisional dengan penduduk Bali Mula.

Ada satu hal yang membuat desa ini unik yaitu masyarakat disini sangat memegang teguh aturan adat para leluhur.

Masyarakat Tenganan memiliki beberapa aturan yang biasa disebut “awig-awig”.

Misalnya, tidak boleh ada poligami atau perceraian.

Baca Juga: 7 Spot Destinasi Wisata Keren di Kalimantan, Pulau Derawan Salah Satunya 

Selain itu, ada juga aturan untuk mengatur sistem pemerintahan, hak atas tanah dan hak sumber daya alam, perkawinan, pendidikan dan upacara adat.

Masyarakat memiliki bakat yang luar biasa, misalnya mereka terbiasa menenun sendiri kain gringsing yang hanya diproduksi di desa ini.

Selain kain tenun, Anda juga bisa menemukan kerajinan ukir atau lukisan daun lontar.

Tak hanya sekedar berkunjung, Anda juga bisa berbincang dengan masyarakat di sana mendengarkan cerita kearifan lokal di sana.

Baca Juga: 9 Destinasi Wisata Favorit di Jawa Timur, Auto Mampir, Guys!

2. Desa Trunyan

Ternyata Trunyan sudah terkenal hingga ke mancanegara karena keunikannya, khususnya untuk proses pemakamannya.

Nah, tradisi unik yang dilakukan masyarakat setempat adalah tidak mengubur jenazah, melainkan hanya membaringkan jenazah di tanah di bawah pohon kemenyan yang biasa disebut “Sema Wayah”.

Di Pemakaman Sema Wayah hanya terdapat 11 kuburan, sehingga jenazah akan diletakkan secara bergantian.

Masyarakat tidak menambah makam karena sudah ada bekal dari leluhur. Jika ada jenazah baru, maka jenazah atau tulang yang lama akan dikeluarkan dan diganti dengan jenazah yang baru.

Meskipun tulang berserakan di sana, baunya tidak busuk.

Baca Juga: Ini Daftar Destinasi Wisata Unggulan dari Kemenparekraf, Wajib Datang, Sob! 

Kepercayaan masyarakat terhadap pohon kemenyan atau biasa disebut “taru menyan”, memiliki aroma tersendiri. Sehingga dipercaya dapat menetralkan bau busuk di sekitar makam.

Selain Sema Wayah, terdapat dua kuburan lainnya yaitu Sema Muda dan Sema Bantas .

Sema Wayah sendiri merupakan pemakaman bagi orang yang meninggal secara wajar, telah menikah, bujang dan anak kecil yang gigi susunya tanggal.

Kemudian, Sema Muda khusus untuk bayi yang meninggal dan dikubur.

Sedangkan Sema Bantas diperuntukkan bagi orang yang meninggal karena kecelakaan dan harus dimakamkan.

Baca Juga: Auto Nyimak! 3 Destinasi Wisata Romantis Rayakan Hari Valentine di Luar Negeri

3. Penglipuran Village

Berbeda dengan dua desa kuno sebelumnya yakni Tenganan dan Trunyan, Desa Penglipuran memiliki keunikan tersendiri.

Rumah penduduk desa terlihat mirip di bagian depan rumah.

Wisatawan bisa melihat keindahan desa ini di sepanjang lorong desa yang tertata rapi dan asri. Anda dapat berjalan melalui lorong ini yang naik ke atas.

Penglipuran memegang konsep indah Tri Hita Karana (hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhan).

 

Hal lain yang tak kalah unik adalah tidak memperbolehkan mobil atau motor masuk ke dalam desa.

Sehingga kendaraan harus diparkir di tempat parkir.

Adapun aturan adat, masyarakat melarang laki-laki beristri lebih dari satu. Masyarakat disana juga sangat ramah dan sering menawarkan tamu untuk mampir ke rumahnya.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: authentic-indonesia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah