"Hanya ada satu China di dunia. Taiwan adalah bagian integral dari China dan kami dengan tegas menentang AS melakukan segala bentuk kontak resmi dengan Taiwan atau melakukan apa pun yang membahayakan hubungan China-AS maupun perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," jelas Mao Ning.
Pada pemilihan presiden kali ini, ada tiga calon yang akan berkompetisi yaitu Wakil pemimpin Taiwan William Lai Ching-te selaku calon dari Partai Progresif Demokratik (DPP), Wali Kota New Taipei Hou Yu-ih sebagai perwakilan dari Kuomintang (KMT) dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP).
Lai Ching-te sebagai kandidat unggulan yang berasal dari DPP.
Ia menggambarkan dirinya sebagai pembela demokrasi Taiwan, namun Beijing menyebut dia "berbahaya" dan dapat memicu konflik lintas Selat.
Meski begitu, dalam masa kampanye, Lai mengatakan akan tetap menjaga status quo di Selat Taiwan dan mewujudkan perdamaian jika terpilih.
Baca Juga: Bournemouth Tolak Pinangan Arsenal untuk Dapatkan Dominic Solanke
Sementara Partai KMT secara tradisional mengusung hubungan yang dekat dengan China.
Kandidat dari KMT, Hou Yu-ih berpendapat bahwa meningkatkan hubungan ekonomi dan membuka dialog dengan China adalah cara terbaik untuk menjaga perdamaian, meski ia juga menolak kemerdekaan Taiwan dan model "satu negara, dua sistem".
Sedangkan Ko Wen-je adalah mantan Wali Kota Taipei yang merupakan ahli bedah sebelum terjun ke dunia politik pada 2014.