KABARMEGAPOLITAN.com - Pada tanggal 26 Juli, orang di seluruh dunia bersatu untuk merayakan Hari Satu Suara, sebuah acara internasional yang luar biasa yang mengatasi semua batasan ras, agama, dan budaya.
Ini adalah hari yang didedikasikan untuk memupuk persatuan global dan berkomitmen untuk mencapai perdamaian dunia, sehingga generasi masa depan tidak perlu lagi mengalami horor perang.
Inti dari perayaan ini terletak pada membaca Perjanjian Perdamaian Universal, janji yang kuat yang mengikat kita semua dalam upaya menciptakan dunia yang lebih baik, lebih harmonis.
Di dunia yang penuh dengan kekerasan, konflik, dan perpecahan, kebutuhan akan persatuan di antara individu yang memiliki visi yang sama dalam mendorong perdamaian tidak dapat diabaikan.
Baca Juga: Hadapi Pemanggilan Kejagung, Airlangga Hartarto Tidak Lakukan Persiapan Khusus
Udara dipenuhi dengan prasangka, kebencian, dan informasi yang salah, tetapi pada Hari Satu Suara, kita menghilangkan kebisingan dan menyoroti kemanusiaan kita yang sama, menyadari bahwa meskipun berbeda-beda, kita semua terhubung dan mampu menciptakan perubahan positif.
Akar Hari Satu Suara dapat ditelusuri kembali ke tahun 1996, ketika awalnya direncanakan sebagai hari untuk membaca Perjanjian Perdamaian Universal setiap tahun pada tanggal 31 Desember.
Namun, tanggalnya kemudian diubah menjadi 26 Juli.
Perjanjian Perdamaian Universal, dokumen yang kuat yang dibuat oleh para siswa di Sekolah Metafisika, memiliki arti penting bagi orang dari segala usia, menawarkan panduan tentang bagaimana membina perdamaian di dalam diri kita dan mengembangkannya ke seluruh dunia.
Baca Juga: Sulit Fokus pada Pekerjaan Jadi salah Satu Tanda Gagal Move On dari Mantan, Apa Lagi?