PM Pakistan Terindikasi Salahkan Pakaian Korban Atas Kasus Pelecehan Seksual, Aktivis HAM Ramai Beri Kritikan

- 8 April 2021, 15:27 WIB
PM Pakistan Imran Khan
PM Pakistan Imran Khan /The New Indian Expres/PTI

 Baca Juga: Sinopsis Patriots Day: Kisah Nyata Ledakan Bom di Acara Marathon Boston, Tayang di Trans TV

Pernyataan tersebut menyebabkan keributan di antara kelompok-kelompok hak asasi Pakistan, yang mengatakan pernyataan misoginis seperti itu mempermalukan wanita dan memaafkan pemerkosa. 

Komisi Hak Asasi Manusia independen Pakistan menyebut komentar Khan tidak dapat diterima dan mengerikan karena menyarankan jilbab dapat berisi serangan seksual.

“Ini tidak hanya menunjukkan ketidaktahuan yang membingungkan tentang di mana, mengapa dan bagaimana pemerkosaan terjadi, tetapi juga menyalahkan korban pemerkosaan,” kata Komisi Hak Asasi Manusia dalam sebuah pernyataan.

Ketua Komisi, Hina Jilani, adalah anggota The Elders, kelompok yang dibentuk pada 2007 oleh Nelson Mandela.

Baca Juga: PLN Berlakukan Ketentuan Baru untuk Klaim Token Listrik Gratis Bulan April, Simak Penjelasan Ini 

Komisi tersebut menuntut permintaan maaf dari Khan dan komitmen pemerintahannya akan menangani kasus pemerkosaan sebagai tindakan kekerasan. 

Dalam acara panggilan tersebut, Khan juga menyerang Hollywood dan pusat bioskop India yang dikenal sebagai Bollywood sebagai pemasok konten cabul dan vulgar yang katanya berkontribusi pada pemerkosaan, tingkat perceraian yang tinggi, dan pecahnya unit keluarga di masyarakat.

“Jika agama kita memberi kita konsep berjilbab, maka ada beberapa filosofi di baliknya dan filosofi itu adalah untuk menyelamatkan sistem keluarga dan melindungi masyarakat dari hal-hal seperti itu,” kata Khan.

Penasihat informasi Khan, Raoof Hasan, mengatakan pernyataan perdana menteri itu disalahartikan dan mengklaim bahwa dia menganjurkan pendekatan "holistik" untuk serangan seksual yang mencakup dampak hukum yang kuat bagi pemerkosa dan pemangsa seksual, serta upaya masyarakat secara keseluruhan untuk mencari solusi.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x