Waspada! Singapura Laporkan dalam Waktu 5 Bulan Kasus Infeksi Ulang Covid 19 Capai Angka Lebih dari 8.800

7 April 2022, 15:48 WIB
Lebih dari 8800 kasus infeksi ulang terjadi di Singapura dalam waktu lima bulan /Alena Shekhovtcova/ pexels

KABARMEGAPOLITAN.COM – Pada 5 April 2022, negara Singapura melaporkan terdapat lebih dari 8.800 kasus infeksi ulang Covid 19 yang terjadi dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

Laporan itu disampaikan oleh menteri kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam sebuah jawaban parlementer tertulis dirinya kepada anggota parlemen, He Ting.

Ong mengatakan bahwa dari 1 November 2021 hingga 25 Maret 2022, Singapura mengalami kasus infeksi ulang Covid 19 sebanyak 8.845 kasus.

Mayoritas kasus infeksi ulang Covid 19 terjadi pada masyarakat berusia di bawah 60 tahun, dengan sebagian besar kasus memiliki gejala ringan.

Satu orang dirawat di unit perawatan intensif, dan dua lainnya meninggal.

Singapura telah mencatat lebih dari 1.123.000 kasus Covid 19 sejak awal pandemi, dengan sekitar 1.287 kematian.

Baca Juga: Ini Tanggapan Agensi Soal Isu Kencan Ahn Hyo Seop dan Park Ji Hyun

Negara ini mengalami lonjakan kasus pada tahun 2021 dengan varian Delta, sebelum gelombang Omicron dimulai awal tahun 2022.

Sebelum gelombang Omicron melanda, Ong mengatakan dalam jawaban tertulis parlemen pada November tahun lalu, bahwa ada 32 kasus infeksi ulang Covid 19 yang dikonfirmasi pada 16 Agustus 2021.

Sepertiga dari angka itu adalah warga asrama dan sisanya kasus impor.

“Mulai 16 Agustus 2021, penilaian formal infeksi ulang tidak lagi dilakukan karena strategi nasional menjauh dari strategi pemberantasan,” kata Ong saat itu.

“Semua infeksi ditangani dengan cara yang sama untuk memastikan manajemen klinis yang optimal dan pencegahan penyebaran,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa durasi antara infeksi awal dan infeksi ulang berikutnya bervariasi, dengan rata-rata sekitar 300 hari.

Baca Juga: Bantu Pengungsi Ukraina, Mahasiswa Baru Universitas Harvard Carikan Tempat Tinggal Baru

Bulan lalu, temuan sementara dari Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) menunjukkan bahwa suntikan booster Moderna Covid 19 dianggap dapat memberi antibodi jauh lebih tinggi untuk manula.

Temuan ini didasarkan pada uji klinis yang dilakukan pada 100 peserta yang telah menerima suntikan Pfizer-BioNTech/Comirnaty sebagai rangkaian utama vaksinasi Covid 19.

Setengah dari kelompok tersebut berusia di bawah 60 tahun dan setengah lainnya di atas 60 tahun.

Dr Barnaby Young, kepala Jaringan Penelitian Klinis Penyakit Menular Singapura di NCID menyatakan hasil penelitian sementara varian Omicron mampu menghindari kekebalan di antara individu yang divaksinasi penuh.

Menggunakan Pfizer-BioNTech/ Comirnaty atau Moderna sebagai suntikan booster membantu meningkatkan aktivitas penetralan serum terhadap Omicron lebih dari 50 persen pada hari ketujuh pasca-booster.

“Besarnya peningkatan antibodi kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang signifikan terhadap infeksi dengan varian ini,” kata Young.

Namun dia memperingatkan bahwa munculnya varian yang mampu menghindari kekebalan protektif tetap menjadi perhatian dan menyoroti perlunya strategi imunisasi Covid 19 jangka panjang.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler